Monstera, Tanaman Unik yang Beracun

Pertanianku Monstera adalah tanaman hias yang populer sebagai penghias ruangan. Menurut riset, selain membuat suasana menjadi lebih sejuk, tanaman hias yang diletakkan di dalam ruangan juga bisa mendongkrak produktivitas dan meningkatkan kebahagiaan.

Monstera
Foto: Google Image

Tanaman yang berasal dari hutan tropis di selatan Meksiko sampai selatan Panama ini bisa menjadi pilihan bagi Anda yang ingin membuat ruangan terlihat lebih hijau. Bentuk daun monstera yang unik tak hanya dapat memberi kesan eksklusif pada ruangan, tapi juga mampu meningkatkan kualitas udara berkat produksi oksigen terutama pada malam hari.

Tanaman monstera bisa bertahan di dalam ruangan hingga sepekan. Bila ditanam di tanah subur, ukuran daunnya akan melebar. Maka dari itu, tanaman ini disebut “monster”. Sementara jika ditanam di dalam pot, ukuran daunnya bisa mencapai lebar telapak tangan orang dewasa.

Monstera juga bisa diletakkan di tepi kolam karena daunnya yang lebar dan cukup besar sehingga mudah untuk dibersihkan serta tidak mudah gugur. Monstera merupakan salah satu jenis tanaman merambat atau memanjat. Sebagian akar yang dimiliki tanaman ini menancap ke tanah, dan sebagian lagi biasanya menggantung di udara. Akar tersebut berfungsi sebagai penyeimbang tanaman.

Bentuk tanaman yang satu ini terbilang unik karena memiliki daun bulat lebar dan berwarna hijau pekat. Pada daunnya terdapat tekstur yang mirip dengan sobekan-sobekan. Setiap jenis atau varietas monstera memiliki pola sobek yang berbeda-beda.

Ada orang yang menyebut tanaman ini dengan nama “janda bolong”. Namun, tumbuhan “janda bolong” memiliki daun yang lebih kecil dan lonjong, sedangkan Monstera deliciosa memiliki daun yang melebar seperti talas.

Meskipun bentuk daunnya indah dan menyejukkan mata, Monstera deliciosa ternyata beracun. Menurut Blankees.com, daun tanaman ini, dapat menyebabkan keracunan pada orang dan binatang peliharaan jika tanpa sengaja mengunyahnya. Gejala keracunan monstrea antara lain rasa sakit dan nyeri segera setelah mengunyah daun ini disertai dengan aphonia (kehilangan suara), pelepuhan, suara serak, dan iritasi mulut.

Tanaman ini kadang-kadang berbuah dan akan matang setelah satu tahun. Buahnya mirip nanas, ketika belum masak akan mengandung asam oksalat dalam kadar yang tinggi sehingga cukup berbahaya jika dimakan. Jika buah telah matang, rasa dan teksturnya juga mirip buah nanas. Namun, hati-hati karena orang tertentu dapat mengalami urtikaria (ruam kulit berair), kemudian perih karena pecah.