Morfologi Gambir, si Getah Kaya Manfaat

Pertanianku — Nama gambir mungkin asing bagi sebagian orang. Apalagi, pohon gambir kini tidak mudah ditemui membuat sebagian orang, asing dengan morfologi gambir dan pohonnya. Getah yang satu ini sebenarnya kaya akan manfaat, dan sudah lama digunakan untuk berbagai keperluan.

morfologi gambir
Foto: instagram getahgambiriuncharia

Gambir memiliki nama ilmiah Uncaria gambir. Persebarannya sendiri sangat luas, yakni mencakup Semenanjung Malaya, Singapura, dan Indonesia. Tanaman ini diduga berasal dari Sumatera dan Kalimantan. Namun kini, persebarannya sudah meluas dari kedua pulau tersebut seperti Jawa, Bali, dan Maluku.

Tanaman yang masih satu famili dengan mengkudu ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia. Ia disebut sontang dalam bahasa Batak, gambie dalam bahasa Minangkabau, dan gagabere dalam bahasa Halmahera. Di Ternate, gambir disebut gambe dan Madura mengenalnya sebagai gambhir. Di luar negeri, getah ini dijuluki white cutch atau gambler.

Pohon gambir merupakan tumbuhan perdu setengah merambat atau memanjat. Ia memiliki cabang memanjang dan mendatar dengan bentuk batang menyegi empat. Ketika muda, batang ini lebih terlihat.

Batang tersebut terdapat duri-duri yang berbentuk melengkung seperti kait. Daun gambir merupakan daun tunggal. Ia tumbuh berhadapan dan bertekstur seperti kulit. Daun itu berbentuk oval hingga lonjong lebar dengan panjang umumnya 9—12 cm dan diameter 5—7 cm.

Bagian pangkal daun membundar membentuk jantung. Ujung daun runcing. Permukaan daun licin dan tidak berbulu. Selain itu, bertangkai daun pendek.

Bunga gambir tersusun majemuk dalam bonggol. Bonggol bunga memiliki diameter 4—5 cm. Bunga berwarna merah muda dan hijau. Bagian kelopak bunga pendek. Mahkotanya berbentuk corong seperti bunga kopi. Terdapat lima benang sari pada satu bunga.

Buah gambir berupa kapsula dengan dua ruang. Panjang buah ini hanya 1,4—1,6 cm. Meskipun demikian, buah gambir memiliki banyak biji. Ia bersayap dan bertangkai hingga 20 mm.

Gambir sendiri merupakan tanaman yang lebih cocok ditanam di dataran rendah. Ia mampu tumbuh pada ketinggian 100—500 mdpl dan akan optimum pada ketinggian 200 mdpl. Sumatera Barat dan Riau merupakan dua daerah Indonesia dengan produksi gambir terbanyak untuk saat ini, yakni mencapai 90 persen dari kebutuhan dan ekspor nasional.