Pertanianku — Ikan cupang adalah ikan air tawar dari daerah tropis. Budidaya ikan cupang tidak memerlukan tempat yang luas dengan modal minim. Bisa dilakukan sebagai usaha rumahan.

Ikan hias yang masuk ke dalam famili Betta sp ini banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya ada di rawa-rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang.
Salah satu keistimewaan ikan cupang adalah daya tahannya yang sanggup hidup dalam lingkungan air minim oksigen. Selain itu, bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator.
Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya bertahan pada lingkungan miskin oksigen.
Untuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yang harus disiapkan adalah mendapatkan indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang baik sebisa mungkin berasal dari keturunan unggul, kondisinya bugar, bebas penyakit, dan tidak cacat bawaan.
Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah menunjukkan siap kawin sebagai berikut.
Untuk cupang jantan:
- Berumur setidaknya 4—8 bulan
- Bentuk badan panjang
- Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
- Gerakannya agresif dan lincah
Untuk cupang betina:
- Berumur setidaknya 3—4 bulan
- Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
- Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
- Gerakannya lambat
Pemijahan ikan cupang
Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah, sediakan tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan ukuran 20×20×20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang betina. Selain itu, sediakan juga tumbuhan air seperti kayambang.
Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang betina bisa menghasilkan hingga 1.000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam setelah pembuahan. Namun demikian, tingkat kematian pembenihan ikan cupang cukup tinggi.
Jangan lupa perhatikan pula pakan yang akan diberikan untuk ikan cupang. Pakan favorit yang biasa diberikan pada ikan cupang di antaranya kutu air, cacing sutera, dan larva nyamuk.
Pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin, misalnya 3—4 kali sehari. Lebih baik sedikit-sedikit tapi sering daripada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi risiko penumpukan sisa pakan yang bisa mengakibatkan berkembangnya penyakit.
Untuk perawatannya, ikan cupang relatif tahan banting. Bisa dipelihara dalam akuarium tanpa menggunakan aerator. Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen. Walaupun begitu, disarankan untuk tetap menjaga kualitas air dengan memberinya aerasi dan filter pembersih.
Tidak disarankan memelihara lebih dari satu ikan cupang jantan yang telah dewasa dalam satu akuarium. Terlebih, bila ukuran akuariumnya kecil dan tidak ada tempat berlindung. Ikan-ikan tersebut bisa saling menyerang satu sama lain. Akibatnya, sirip-siripnya tidak mulus dan warnanya kurang keluar.
Gantilah air yang terdapat dalam wadah secara berkala. Pasti ada penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah. Penumpukan tersebut bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian pada ikan karena pencemaran air. Untuk itu, rajinlah mengganti air agar ikan cupang tetap sehat dan tumbuh dengan baik.