Pertanianku — Jika Anda memiliki waktu luang dan lahan yang kosong, bisnis ternak ayam petelur rumahan bisa jadi salah satu keputusan yang tepat. Selain bisa mendapatkan untung dari telur yang dihasilkan, nantinya ayam (dagingnya) juga bisa dijual saat tingkat produktivitas sudah menurun. Namun, bagaimana cara memulai bisnis ini? Ada hal-hal yang harus Anda perhatikan seperti berikut.
Tipe ayam petelur
Sebelum memulai ternak ayam petelur, Anda harus menentukan jenis ayam petelur mana yang akan Anda pilih. Saat ini di pasaran, setidaknya ada dua jenis ayam petelur, yaitu ayam petelur ringan atau juga disebut ayam petelur putih dan ayam petelur medium atau biasa disebut ayam petelur cokelat.
Lokasi kandang
Selanjutnya adalah menentukan lokasi kandang ayam petelur. Menentukan lokasi untuk ternak ayam tidak selalu mudah. Anda harus memilih tempat yang jauh dari keramaian. Hal tersebut guna menghindari ayam petelur dari stres karena lingkungan sekitar yang terlalu ramai. Jika ayam sudah stres, produktivitas juga bakal menurun. Selain itu, usahakan untuk mencari tempat yang mudah aksesnya untuk pemasaran.
Bentuk kandang
Ada dua jenis kandang yang umumnya digunakan oleh para peternak ayam petelur. Jenis kandang yang pertama adalah kandang koloni. Kandang ini berarti Anda akan mencampurkan semua ayam dalam satu kandang besar. Lalu, jenis kandang yang kedua adalah kandang individu. Kandang jenis ini memiliki keunggulan, yaitu kemudahan proses pengambilan telur serta pengenalan penyakit lebih dini.
Memilih bibit (day old chick/DOC)
Langkah yang terakhir adalah memilih DOC. DOC atau bibit ayam petelur harus didapatkan dari indukan yang unggul supaya hasilnya sesuai dengan harapan. Jangan memilih DOC dari indukan yang memiliki muka pucat kemerahan karena rentan terkena penyakit.
Pastikan pula jika DOC memiliki bulu yang proporsional dan lincah geraknya. Hal tersebut mengindikasikan jika DOC ayam siap menjadi bibit ayam petelur yang baik di kemudian hari.