Pertanianku — Peralihan musim mulai terasa, yakni dari musim hujan ke musim kemarau. Sejumlah petani sayuran di Lembang, Kabupaten Bandung Barat pun mengkhawatirkan cuaca panas. Ini karena sektor pertanian dapat terdampak kekeringan, terutama bagi para petani yang menanam sayuran jenis lettuce atau selada.

Yayan yang merupakan seorang petani mengungkapkan bahwa tanaman lettuce membutuhkan banyak air, sedangkan area pertanian di Lembang tidak sedikit yang jauh dari sumber air. Penyiraman yang kurang pada lettuce dapat menghambat pertumbuhan dan memicu hama tanaman bermunculan.
“Kalau musim hujan, tanaman itu hanya membutuhkan sekali penyiraman dalam sehari. Namun, di musim kemarau bisa sampai tiga kali disiram, karena tanamannya cepat kering oleh sinar matahari,” kata Yayan.
Selain tanaman lettuce yang memerlukan penyiraman tiga kali lipat dibandingkan pada musim hujan, menurut dia, musim kemarau juga mengancam kelangsungan jenis pertanian yang lain. Soalnya, debit air di sungai yang menyusut tak sebanding dengan kebutuhan air buat penyiraman.
Untuk menyiasati keterbatasan air, Yayan bersama petani lainnya harus mengeluarkan biaya ekstra buat menyewa pompa air. “Jarak sumber air dengan lahan pertanian juga kan cukup jauh. Kalau air diambil secara manual, itu akan menyita waktu dan tenaga,” tuturnya.
Dia menambahkan, para petani yang sudah menanam sayuran lettuce sejak sekitar dua bulan lalu bakal memanennya dalam waktu dua minggu ke depan. Namun, jika hama menyerang sayuran tersebut, tanaman dipastikan akan rusak sehingga berdampak terhadap harga jual di pasaran.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyatakan bahwa saat ini musim kemarau hampir merata terjadi di seluruh daerah di Jawa Barat. Meski begitu, potensi turun hujan yang disertai petir dan angin kencang diprediksi masih bisa terjadi pada sore hari di sebagian wilayah Bogor, Sukabumi, Bandung, dan Cianjur.
“Secara umum, kondisi cuaca setiap hari di wilayah Bandung dan sekitarnya hingga sepekan ke depan adalah cerah hingga cerah berawan,” kata Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya.
Menurut dia, puncak musim kemarau pada tahun ini diperkirakan bakal terjadi pada Agustus hingga September. Tony mengimbau masyarakat agar waspada akan bahaya kekeringan, ataupun bahaya kebakaran lahan dan hutan. “Masyarakat juga diminta waspada akan adanya krisis ketersediaan air bersih,” tutup dia.