Pertanianku — Meskipun sempat terjadi gelombang tinggi hingga menyebabkan tsunami di kawasan Banten bahkan Lampung Selatan pada Sabtu malam lalu, nelayan di Lampung Timur tepatnya warga di Desa Margasari tak panik. Pada Ahad pagi ini kondisi air laut pasang, namun tidak berombak kencang, angin pun bertiup tenang.
Foto: Pixabay“Karena air laut pasangnya normal, airnya tidak naik ke daratan, kami tidak khawatir,” kata seorang nelayan, Yanto, Minggu (23/12).
Oleh karena itu, warga dan nelayan pun melakukan aktivitas seperti biasanya. “Ya sempat khawatir semalam dan pagi ini, tapi setelah lihat air laut pasang biasa, ya kami tidak khawatir,” ujarnya.
Yanto menjelaskan, pada Minggu, tidak ada gelombang tinggi di kawasan Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur sehingga nelayan setempat tetap melaut. Suasana di Pantai Timur Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, pada Ahad pagi hingga siang ini, sejumlah kapal nelayan tetap dibawa berlayar untuk melaut mencari ikan.
Pada Tempat Pelelangan Ikan Kuala Penet di desa setempat, sejumlah nelayan seperti hari biasanya melakukan aktivitas bongkar hasil melautnya. Wahono, Kepala Desa Muara Gading Mas di Kecamatan Labuhan Maringgai pun menyatakan nelayan di desanya pada Minggu pagi melakukan aktivitas seperti biasanya.
“Tidak ada pengaruh ke nelayan akibat peristiwa gelombang tinggi di Lampung Selatan dan Banten, nelayan tetap melaut dan aktivitas normal,” kata Wahono. Meski sebelumnya, semalam nelayan sempat panik karena air laut surut begitu juga sungainya.
“Semalam memang sempat panik, karena air sungai surut, airnya hanya setinggi lutut padahal dalam air sungai 2,5 meter,” tambahnya.
Namun, setelah tsunami itu, air laut dan sungai berangsur kembali normal. Wahono menyatakan pada pagi ini air laut pasang, tapi normal, tidak bergelombang tinggi sehingga nelayan melakukan aktivitas seperti biasa.
“Tidak ada kepanikan warga sampai dengan pagi ini,” ujarnya.