Pertanianku — Lebih mudah tangkap ikan, begitulah janji sebuah aplikasi Android, yakni Laut Nusantara kepada para nelayan Indonesia. Selain mempermudah dalam menangkap ikan, penggunaan aplikasi tersebut juga diklaim dapat meningkatkan produktivitas hingga 50 persen. Hal ini diungkap Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP, Syarief Widjaya.
Aplikasi ini menggunakan data-data real time yang didapat dari Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) yang merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Aplikasi “Laut Nusantara” secara real time menginformasikan nelayan tentang daerah tangkapan ikan, kondisi cuaca yang lengkap, kondisi gelombang laut, hingga perkiraan konsumsi bahan bakar.
Menurut Kepala BROL I Nyoman Radiarta, lewat aplikasi nelayan bisa lebih efektif mendapat lokasi tangkapan ikan dibandingkan dengan metode tradisional. Nelayan bisa langsung mengarahkan ke peta lokasi dimana ikan-ikan berada.
“Akurasi berdasarkan hasil kajian mencapai 50 persen. Artinya, bisa dipastikan bahwa 50 persen peluang mendapatkan ikan di lokasi yang dipetakan. Kalau musim lagi bagus akurasi bisa mencapai 70 persen,” kata Nyoman.
Peningkatan produktivitas ini menurut Syarief bisa meningkatkan sumbangan produk domestik bruto (PDB) dari bidang perikanan. Saat ini PDB perikanan hanya di angka 3,89 persen. Angka ini cukup rendah, mengingat potensi kekayaan laut Indonesia dengan luas 5,8 juta km persegi ini termasuk melimpah.
“Kita harus bangunkan raksasa tidur. Kita punya 620 ribu unit perahu nelayan, jumlah ini terbesar di dunia. Kita punya 2,7 juta nelayan dan pada 2017, potensi tangkapan 12, 5 juta ikan per tahun,” ujarnya.
Aplikasi Laut Nusantara ini merupakan hasil kerja sama Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan XL Axiata. Aplikasi tersebut baru meluncur dan hanya bisa dipakai oleh pengguna Android. Selain menentukan posisi ikan, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk menyediakan peringatan keselamatan bagi nelayan ketika melaut.
“Kalau nelayan itu ketika mencari lokasi ikan harus diperkirakan terlebih dahulu. Coba hitung saja perjalanan dari dermaga ke tempat perkiraan ikan, kemudian tebar jaring dan mencoba uji coba di beberapa titik apakah ada ikan. Kalau tidak dapat harus kembali lagi ke dermaga,” jelas Syarief.