Pertanianku — Sejumlah nelayan Kabupaten Jembrana, Bali, mengeluh kesulitan menggunakan mesin bantuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal itu karena mesin tersebut tidak cocok dengan sampan mereka.

“Saya mendapatkan bantuan mesin dengan kekuatan 8,5 PK, padahal sampan kayu yang saya gunakan maksimal hanya mampu menggunakan mesin 5,5 PK,” kata salah seorang nelayan dari Desa Pengambengan, Kecamatan Negara seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/12).
Menurut nelayan tersebut, mesin tempel berbahan bakar elpiji itu hanya cocok untuk sampan fiber yang bobot dan ukurannya lebih besar dibandingkan sampan kayu. Sehingga, ia tidak berani memaksakan mesin tersebut pada sampan kayu miliknya, karena khawatir tenggelam.
“Selain berat, dorongan mesin yang terlalu besar bisa membuat ujung depan sampan kayu menukik ke bawah laut, apalagi kalau ada ombak besar,” ujar dia.
Penurut pengakuannya, saat pengajuan bantuan mesin tersebut lewat kelompok nelayan, ia mengisi kebutuhan mesinnya yang berkekuatan 5,5 PK. Akan tetapi, agar mesin bantuan pemerintah tersebut bisa tetap dimanfaatkan, nelayan tersebut berusaha mengumpulkan modal untuk membeli sampan berbahan fiber yang harganya mencapai Rp25 juta.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jembrana Made Dwi Maharimbawa mengatakan, spesifikasi mesin bantuan tersebut sudah diverifikasi dari Kementerian ESDM. Sementara, pihaknya hanya mendata nelayan dari yang dijaring oleh tingkat dusun hingga desa.
“Verifikasi sudah dilakukan, harusnya kalau nelayan bersangkutan merasa tidak cocok, bisa menolak saat verifikasi atau saat penerimaan,” tukas dia.
Made Dwi mengingatkan kepada nelayan penerima bantuan agar tidak menjual mesin tersebut. Sebab, bantuan ini diawasi oleh BPKP yang memegang data lengkap nelayan penerima serta nomer mesinnya.
“Kalau ada yang menjual dengan modus apapun bisa kena sanksi. Kami di kabupaten sudah memfasilitasi agar nelayan Jembrana mendapatkan bantuan mesin tersebut, tolong dijaga dan digunakan dengan baik,” tegasnya.
Ia menuturkan, pihaknya mengusulkan bantuan mesin kepada Kementerian ESDM untuk 2.266 nelayan. Namun setelah diverifikasi, hanya 1.305 nelayan yang dinyatakan lolos.