Pertanianku — Dalam rangka HUT Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ke-22, Balai Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) melalui Unit Pelaksana Teknis Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) dan Pusat Riset Perikanan (Puriska) menyerahkan calon induk ikan unggulan nila Srikandi. Bantuan tersebut diserahkan kepada Direktorat Pembenihan. Pemberian calon indukan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tambak idle di kawasan Pantai Utara (Pantura).

Kepala BRPI, Joni Hariyadi, menjelaskan, salah satu penyebab terjadinya penurunan produktivitas budidaya tambak adalah semakin menurunnya kualitas genetik ikan yang dibudidayakan. Penyebab lainnya yang ikut andil menyebabkan penurunan ialah menurunnya daya dukung perairan, pancaroba, dan perubahan pola hujan sehingga menyebabkan fluktuasi kadar oksigen serta salinitas yang dapat memengaruhi daya tahan ikan.
“Berangkat dari isu tersebut, program optimalisasi tambak diperlukan dengan menggunakan jenis ikan alternatif yang bernilai ekonomis tinggi, memiliki daya serap pasar stabil, dan menggunakan teknologi yang mudah diadopsi masyarakat,” papar Joni seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Program serah terima ini merupakan bagian dari hilirisasi hasil riset varietas unggul yang telah dihasilkan BRPI Sukamandi. Bantuan calon induk ikan nila Srikandi diharapkan dapat dimanfaatkan dan mendukung program Menteri Kelautan dan Perikanan dalam mendukung rencana pengembangan Kampung Perikanan berbasis kearifan lokal. Nila Srikandi dianggap sebagai komoditas alternatif yang dapat menggantikan udang di Pantura.
Nila Srikandi resmi dirilis berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.09/MEN/2012 tentang pelepasan ikan Nila Srikandi. Jenis nila ini memiliki keunggulan berpa daya tumbuh yang cepat di perairan payau dengan salinitas 10–30 ppt.
Nila Srikandi merupakan hasil perkawinan silang antara ikan nila Nirwana betina (Oreochromis niloticus) dan ikan nila Biru jantan (Oreochromis aureus). Perkawinan tersebut menghasilkan nila yang memiliki karakter tumbuh cepat di perairan payau dan asin dengan nilai heterosis 13,44 pada karakter bobot dan 20,33 pada karakter sintasan.
Hal tersebut menunjukkan nila Srikandi memiliki karakter pertumbuhan dan sintasan yang lebih baik dibanding pembentuknya, yaitu nila Nirwana dan nila Biru.