Pertanianku – Saat ini Kementerian Pertanian RI (Kementan) terus meggenjot potensi di sektor pertanian yang berada di wilayah perbatasan seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kementan melakukan Program Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai, Sapi Indukan Wajib Bunting, dan Penguatan Lumbung Pangan Perbatasan Berorientasi Ekspor.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani, mengungkapkan bahwa Kementan kini tengah berupaya mengembangkan produksi bawang merah di NTT untuk ekspor ke Timor Leste, setelah sukses meningkatkan luas tambah tanam padi dan luas tambah tanam jagung di periode Oktober 2016—Maret 2017 yang masih lanjut menuju swasembada.
“Menurut Direktur STO Ditjen Hortikultura, bawang merah di Malaka yang dikunjunginya beberapa hari lalu, itu berkualitas sangat baik dan layak ekspor selain bernas, warna cerah merona serta dibudidayakan secara organik,” jelas Ani yang juga Penanggung Jawab Program UPSUS Wilayah NTT, melalui keterangan tertulis, dilansir dari Antara (12/9).
Lebih dari 200 ton bawang merah hasil panen raya para petani di Kabupaten Malaka, sejak pekan pertama Agustus, rencananya sebagian bakal diekspor ke Timor Leste.
Wilayah yang menjadi lokasi penanaman bawang merah di NTT meliputi Kabupaten Malaka dan Belu. Di Malaka, telah dilakukan panen raya di desa Fafoe. Kemudian, bawang merah jenis tuk-tuk di Desa Kabuna, Kabupaten Belu, telah dilakukan panen perdana.
Hasil panen tersebut merupakan pendampingan teknologi dan inovasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT dengan rerata produksi hasil ubinan mencapai 13.28 ton per hektar.
Program ini juga sekaligus menegaskan bahwa NTT yang selama ini dikenal identik dengan daerah kering dan hanya ada jagung, sekarang ini dengan terobosan program UPSUS Kementan bisa ditanami komoditas lain secara baik termasuk bawang merah dan bahkan bunga krisan.
“Sudah mulai banyak sawah beririgasi terhampar dalam kawasan. Bahkan, ada yang satu kawasan bertaut sampai 4.000 hektare, yaitu di Lembor, Kabupaten Manggarai Barat,” tambahnya.
Lebih lanjut Ani mengungkapkan, pencapaian tersebut membuktikan, bahwa NTT juga bisa menghasilkan komoditas bernilai tambah melalui sentuhan program yang pro petani sekaligus menjadi etalase bagi negara tetangga.
Bawang merah organik jenis tuk tuk menjadi salah satu komoditas yang banyak ditanam di kabupaten perbatasan mengingat banyak pula ditemukan di Pasar Taebesi Timor Leste karena diminati masyarakat setempat.
“Bawang putih juga ke depan pada saatnya akan mungkin ditumbuhkan di NTT mendukung ketersediaannya untuk berkontribusi menuju swasembada bawang putih nasional di 2019,” tutup Ani.