Pertanianku – Saat ini banyak peternak memanfaatkan jerami untuk pakan ternak. Hal ini karena setelah panen padi, terdapat banyak jerami. Jerami-jerami tersebut sebagian digunakan untuk pakan ternak terutama untuk sapi dan kambing. Sebagiannya lagi diolah menjadi pupuk kompos.
Selain itu, sapi yang mengonsumsi jerami padi akan menghasilkan pupuk kandang dari kotorannya. Kotoran tersebut, nantinya akan dikelola menjadi pupuk organik dan akan bermanfaat bagi tanaman dan tentunya menghasilkan nilai jual.
Hambatan pemanfaatan jerami padi sebagai sumber pakan ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila dibandingkan dengan hijauan pakan. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat diperbaiki dengan teknologi untuk meningkatkan nilai gizi jerami padi.
Cara yang relatif murah, praktis, dan hasilnya sangat disukai ternak sapi adalah melalui proses fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung urea, mikroba proteolitik, lignolitik, selulitik, lipolitik, dan bersifat fiksasi nitrogen non-simbiotik.
Proses fermentasi sederhana dengan urea (amoniasi) dapat mempercepat proses fermentasi untuk disimpan sebelum digunakan sebagai pakan ternak. Prinsipnya, jerami dilunakkan kemudian ditambahkan amoniak atau nitrogen ke dalamnya, agar protein dan serat kasarnya dapat dicerna dan jumlah bakteri pencernaan dalam perut sapi bertambah jumlahnya sehingga lebih baik mencernanya.
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampilan berwarna cokelat dengan tekstur yang lebih lunak. Kandungan nutrisi yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa fermentasi serta memiliki nilai gizi yang sebanding dengan rumput gajah.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa kandungan protein kasar pada jerami padi fermentasi meningkat dari 5,36% menjadi 6,78%. Penelitian lain menyebutkan bahwa proses fermentasi dapat menurunkan kandungan residu pestisida golongan organokhlorin (OC) dan organofosfat (OP), yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan produk ternak yang dihasilkan.
Sementara itu, fermentasi dengan menggunakan probiotik bisa dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap fermentasi dan pengeringan/penyimpanan. Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan 1 ton jerami fermentasi probiotik adalah 1 ton jerami padi segar, probiotik sesuai dosis anjuran, urea 2,5 kg, dan air secukupnya.
Jerami padi yang baru dipanen dari sawah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan, dan diharapkan masih mempunyai kandungan air 60%. Jerami padi segar yang akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi dengan probiotik. Tumpukan jerami tersebut dapat dilakukan hingga ketinggian sekitar 3 meter.
Setelah pencampuran dilakukan secara merata, kemudian didiamkan selama 21 hari agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik.
Tahap selanjutnya, yakni proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang terlindung. Setelah proses pengeringan ini, jerami padi fermentasi dapat diberikan pada ternak sebagai pakan pengganti rumput (hijauan).