Optimasi Ketersediaan dan Kebutuhan Benih Kakao

Pertanianku — Perbenihan kakao utamanya diarahkan untuk mencapai keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan benih kakao. Produsen benih kakao berupaya agar potensi produksi benih kakao dapat memenuhi kebutuhan benih kakao. Sebaliknya, konsumen benih kakao berupaya agar kebutuhan benih dapat disesuaikan dengan waktu ketersediaan benih kakao, yaitu saat panen puncak buah kakao.

foto: istimewa

Optimalisasi ketersediaan dan kebutuhan benih kakao ditempuh dengan cara produsen benih kakao secara periodik menyampaikanwaktu ketersediaan benih dan konsumen menyampaikan waktu benih kakao dibutuhkan. Dengan demikian, akan terjadi kesesuaian waktu antara ketersediaan dan kebutuhan benih kakao. Umumnya waktu ketersediaan benih sudah pasti. Oleh karena itu, waktu kebutuhan benih perlu disesuaikan dengan waktu ketersediaan benih kakao karena waktu panen buah kakao di kebun benih tidak dapat diajukan maupun diundur.

Waktu panen buah kakao yang sesuai dengan waktu pengadaan benih kakao adalah saat puncak panen semester I yang biasanya jatuh pada bulan Mei, Juni, dan Juli. Hal ini karena penyemaian dan pembibitan benih kakao yang dilakukan pada bulan Mei, Juni, dan Juli akan menghasilkan bibit kakao siap tanam pada bulan November, Desember, dan Januari atau saat musim hujan. Sebaliknya, waktu panen buah kakao pada puncak panen semester II yang jatuh pada bulan Oktober, November, dan Desember tidak sesuai dengan waktu pengadaan benih.

Penyemaian dan pembibitan benih kakao yang dilakukan pada bulan Oktober, November, dan Desember akan menghasilkan bibit kakao siap tanam saat awal musim kemarau, yaitu bulan Juni, Juli, dan Agustus. Oleh karena itu, umumnya panen puncak buah kakao semester II sangat sedikit yang dipesan oleh konsumen benih sehingga sebagian besarpanen buah kakao oleh produsen benih diproses sebagai biji kakao kering.

 

Sumber: Buku Menghasilkan Benih dan Bibit Kakao Unggul