Pertanianku — Seekor orangutan ditemukan mati tanpa kepala dan mengambang di Sungai Barito, Buntok, Kalimantan Tengah. Tak hanya tanpa kepala, bangkai orangutan itu ditemukan dengan kondisi bulu yang sudah rontok.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Wiratno menduga kemungkinan orangutan yang mati itu dibunuh karena dianggap hama. Ia mengatakan, hal ini tidak ada kaitannya dengan perdagangan kepala orangutan.
“Tidak ada perdagangan organ orangutan. Tapi kemungkinan karena (dianggap) hama, karena luka di tangan, tapi kakinya nggak luka berdasarkan BAP,” kata Wiratno seperti dikutip dari Detik, Kamis (18/1/2018).
Menanggapi peristiwa ini, dirinya menyatakan akan segera terbang ke Palangka Raya untuk bertemu para pihak yang bertanggung jawab, khususnya pemilik perkebunan. Tujuannya, mengedukasi agar mereka memiliki kesediaan melapor ke Balai Konservatif Sumber Daya Alam (BKSDA) saat bertemu orangutan di kebun mereka.
“Akan saya gerakkan juga, kita ketemu dengan perusahaan sawit dan para pihak di Palangka Raya karena (masalah orangutan dianggap hama) itu kan juga sudah lama sekali. Memang habitat orangutan itu 70 persen di luar kawasan konservasi dan menurut penelitian (habitat orangutan) berubah menjadi perkebunan,” jelas dia.
Wiratno menuturkan, permasalahan orangutan selama ini memang berkaitan dengan habitatnya. Ia juga menjelaskan bahwa orangutan adalah spesies yang hidupnya di atas pohon. Jadi, masifnya alih fungsi lahan membuat orangutan kehilangan habitatnya.
“Dia kan arboreal sebetulnya hidupnya dari pohon ke pohon. Di atas hidupnya. Kalau di hutan yang utuh kan dia mencari makannya keliling, nah sekarang nggak ada habitatnya. Itu kan juga jadi problem bagi orangutan,” ujarnya.
Wiratno menyebutkan bahwa pihaknya akan mendata area habitat orangutan yang sudah alih fungsi jadi perkebunan. Selain itu, ia juga akan mendata nomor-nomor telepon penanggung jawab perkebunan. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi anggapan bahwa orangutan adalah hama.
“Kami mau buka peta di Kalteng, habitatnya di sini-di sini, itu kebunnya siapa. Kami juga harus tahu juga nomor manajer kebun. Satwa orangutan seluruhnya di Kalimantan hampir 50 ribu ekor. Habitat besarnya Kalimantan Tengah,” katanya.