Pertanianku — Pandemi Covid-19 yang melanda hampir di seluruh dunia telah membuat perubahan pada beberapa aspek, salah satunya adalah pola hidup. Masyarakat mulai memilih bahan pangan yang sehat untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Kondisi tersebut membuat permintaan bahan-bahan pangan yang berlabel organik meningkat. Kondisi ini menandakan pertanian organik sebenarnya merupakan masa depan untuk bumi yang lebih sehat.
Perjuangan pertanian organik terbilang tidak mudah di tengah sistem pertanian konvensional yang sudah diterapkan selama bertahun-tahun. International Federation Organic Asia Movement (IFOAM) Asia rutin menggelar Organic Asia Congress untuk mendorong semua pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat strategi pembangunan pertanian organik di Asia. Acara tersebut diharapkan menjadi salah satu upaya yang dapat membuat pertanian organik terus berkembang.
Tahun 2021 ini Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah untuk 4th Organic Asia Congress (OAC) yang diselenggarakan pada 22–27 November 2021. Aliansi Organis Indonesia (AOI) ditunjuk sebagai mitra utama acara ini yang didukung oleh Yayasan Bina Swadaya, Yayasan KEHATI, Arla Indonesia, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian. Acara berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom dan luring dari Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat.
“Organic Asia Congress adalah acara dua tahunan dari IFOAM Asia. Indonesia adalah tuan rumah keempat untuk acara ini yang sudah direncanakan tahun lalu di Semarang, Jawa Tengah. Di tengah persiapan acara, gelombang Covid-19 menyerang dunia, akhirnya acara ini ditunda hingga saat ini,” ungkap Presiden AOI, Emilia Setyowati.
Organic Asia Congress memiliki beberapa seri kegiatan, yakni Asia Organic Youth Forum, Organic Asia Conference, serta perilisan Asian Local Government for Organic Agriculture (ALGOA) dan Women on Organic Agricultrue in Asia (WOAA).
Perhelatan ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk berbagi dan membangun jaringan baru bersama lebih dari 50 pembicara yang berasal dari India, Jepang, Cina, Indonesia, dan Filipina.
Presiden IFOAM Asia, Mathew John, mengatakan, kita perlu menerapkan sistem organik untuk menyelamatkan planet (Bumi) dan perlu membuat aksi nyata untuk mendapatkan tujuan tersebut. Dalam sambutannya, Mathew menyampaikan terima kasih terhadap anggota IFOAM Asia dan AOI yang sudah mempersiapkan 4th Organic Asia Congress serta kepada ketua Yayasan Bina Swadaya, Bayu Krisnamurthi.
“Sistem organik sangat adaptif terhadap perubahan iklim karena penerapan keterampilan tradisional dan pengetahuan petani, pembangunan kesuburan tanah, dan fokus pada pembangunan keanekaragaman hayati,” tutur Mathew John.
Mathew John menjelaskan, kongres ini juga menjadi sejarah baru karena pada acara tersebut diselenggarakan perilisan WOAA. Wanita merupakan nyawa dari gerakan organik, mereka memiliki peran penting dalam merawat generasi baru dan menjaga bumi.