Pertanianku – Bahan pakan sumber protein nabati terdiri atas bungkilkedelai, bungkil kacang tanah, bungkil biji kapuk, bungkil kelapa, ampas tahu, tepung daun lamtoro, tepung daun turi, daun pepaya, daun singkong, bayam, dan kangkung. Bahan pakan sumber protein yang dibutuhkan ayam kampung sebesar 10—30% dari jumlah pakannya. Bahan-bahan sumber protein nabati. Bahan-bahan yang termasuk dalam sumber protein nabati dijelaskan sebagai berikut.
1) Bungkil kedelai
Di Indonesia, kedelai adalah makanan sehari-hari masyarakat yang biasanya digunakan untuk lauk pauk, baik dalam bentuk tempe, tahu, kecap, maupun yang lainnya. Kebutuhan kedelai untuk manusia yang terus meningkat membuat impor kedelai dari berbagai negara tak dapat dibendung. Hal ini tidak layak seandainya kedelai dimanfaatkan sebagai bahan pakan unggas. Oleh karena itu, bungkil kedelai lebih populer dalam dunia nutrisi unggas. Bungkil kedelai merupakan limbah pengolahan minyak kedelai. Kandungan protein pada bungkil kedelai berkisar 42—50%, itu merupakan jumlah yang sangat tinggi.
Namun demikian, bahan tersebut kandungan metioninnya rendah sehingga harus dikombinasikan dengan bahan lain yang kandungan metioninnya tinggi, seperti tepung ikan. Pada pakan ayam kampung, bungkil kedelai bisa digunakan sampai 30%, tetapi pada umumnya sekitar 15%. Pengolahan bungkil kedelai untuk menjadi pakan ternak hanya perlu melakukan penggilingan untuk memperhalus atau memperkecil ukurannya.
2) Bungkil kelapa
Bungkil kelapa merupakan bahan makanan ternak yang cukup tua di Indonesia. Riset mengenai penggunaan bungkil kelapa untuk makanan ternak sudah dilakukan sejak sebelum kemerdekaan. Kelemahan bungkil kelapa pada pakan unggas adalah kandungan minyaknya yang terkadang masih tinggi sehingga mudah menjadi tengik. Oleh karena itu, penggunaan bungkil kelapa biasanya disertai dengan obat antijamur dan antioksidan agar pakan tidak tengik.
Pada pakan ayam pedaging, penggunaan bungkil kelapa biasanya hanya mencapai maksimum 15%, sedangkan untuk ayam ras petelur bisa mencapai 25%. Sementara itu, untuk ayam kampung bisa digunakan sampai 35%. Pengolahan bungkil kelapa agar dapat menjadi pakan ternak adalah hanya perlu proses penggilingan. Tujuannya adalah untuk memperhalus dan memperkecil ukurannya.
3) Bungkil kacang tanah
Bungkil kacang tanah memiliki kandungan protein sebesar 40,2%. Kelemahan dari bungkil kacang tanah adalah kandungan metionin dan lisin agak rendah serta kandungan serat kasarnya yang tinggi. Bungkil ini masih diimpor hingga ketersediaanya cukup terbatas. Penggunaan bungkil kacang tanah dalam pakan maksimal 15%. Bahan yang akan digunakan sebagai pakan ternak sebaiknya yang masih segar, jangan yang disimpan terlalu lama.
Proses pembuatan pakan dari bungkil kacang tanah hanya dengan digiling. Penggilingan ini bertujuan untuk menghaluskan dan memperkecil ukuran.
4) Tepung daun lamtoro
Kandungan protein daun lamtoro sebesar 18,9—23,2%. Kandungan xantophil-nya sebesar 660 ppm. Tepung daun lamtoro sangat baik digunakan jika peternak menginginkan warna pigmen kuning pada bagian kaki dan kulit ayam. Kelemahannya adalah kandungan serat kasarnya tinggi. Selain itu, kandungan mimosinnya tinggi sehingga bisa menyebabkan kerontokan bulu. Dengan demikian, penggunaan tepung daun lamtoro sebagai pakan ternak terbatas, yaitu maksimal 5%.
Daun lamtoro yang akan dijadikan pakan ternak sebaiknya melalui pengolahan terlebih dahulu. Daun lamtoro dikumpulkan, lalu dipotong-potong kecil dan direbus. Selanjutnya, bahan ditiriskan dan dikeringkan. Setelah kering, bahan digiling hingga menjadi tepung.
Sumber: Buku Pakan Ayam Kampung