Pakan Jadi Salah Satu Tantangan Industri Peternakan 4.0

Pertanianku — Dunia terus berubah, begitu pun dengan perkembangan teknologi. Saat ini hampir semua lini dalam kehidupan sudah menggunakan sentuhan teknologi, termasuk bidang peternakan. Melihat kondisi tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengingatkan tren peternakan di era industri 4.0. Peternakan 4.0 akan lebih banyak menggunakan teknologi.

peternakan 4.0
foto: Pertanianku

“Kehadiran Revolusi Industri 4.0 pada sektor peternakan memiliki manfaat berupa perbaikan produktivitas, mendorong pertumbuhan pendapatan, dan peningkatan kebutuhan tenaga terampil,” ujar Syahrul saat meresmikan Pabrik Pakan PT Cahaya Mario di Sulawesi Selatan seperti dikutip dari laman ditjenpkh.pertanian.go.id.

Syahrul berharap akan ada lebih banyak pabrik peternakan yang mengembangkan industri 4.0 mulai dari hulu hingga hilir. Perkembangan ini menjadi momentum meningkatkan daya saing sehingga produk peternakan asal Indonesia dapat bersaing dengan negara maju.

Mentan melanjutkan, kunci dari kesuksesan memasuki era Revolusi Industri 4.0 adalah pencapaian efisiensi dan produktivitas. Revolusi akan merambah bisnis perunggasan, terutama bisnis pakan. Permintaan pakan akan terus meningkat selama permintaan daging ayam ras terus meningkat.

“Maka dari itu, industri pakan harus mampu dan siap menyesuaikan diri dengan kemajuan tersebut,” ujar Syahrul.

Berdasarkan survei Altech Global Feed Survey, selama 2021 terjadi pertumbuhan produksi pakan secara global sebesar 1 persen. Jumlah produksi pakan pada 2021 mencapai 1.187,7 juta metrik ton. Survei tersebut menunjukkan bila pandemi Covid-19 memengaruhi produksi pakan.

Pakan menjadi komponen terbesar dalam usaha budidaya, khususnya unggas. Pakan mengambil porsi sekitar 60–70 persen dari keseluruhan biaya produksi. Namun, harga pakan masih sering mengalami fluktuasi yang cukup memberatkan peternak.

“Kendati demikian, karena masih terdapat 35 persen komponen impor dalam produksi pakan, maka harga pakan relatif rentan terhadap perubahan harga internasional serta perubahan nilai tukar rupiah,” terang Syahrul.

Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), total pabrik pakan di Indonesia sebanyak 92 pabrik dengan kapasitas terpasang 24.260 juta ton. Sentra produksi pakan berada di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Lampung, dan Sumatera Barat.