Pakan Konsentrat Kelinci

Pertanianku   Pakan untuk kelinci sebaiknya mengandung nutrisi komplit, yaitu air (maksimal 12%), protein (12—18%), lemak (maksimal 4%), serat kasar (maksimal 14%), kalsium (1,36%), dan fosfor (0,7%). Pakan untuk kelinci bisa berupa pelet dan hijauan. Jika kelinci dipelihara secara intensif, porsi pakan hijauan bisa mencapai 60—80%, selebihnya menggunakan konsentrat. Namun, ada juga peternak yang menggunakan 60% konsentrat dan 40% hijauan.

Pakan Konsentrat Kelinci

Konsentrat bagi kelinci berfungsi untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan dan mempermudah penyediaan pakan. Konsentrat umumnya berupa pelet (buatan pabrik) yang memiliki kandungan nutrisi lengkap. Perebusan atau pencampuran konsentrat dengan air panas dapat meningkatkan kualitas pakan dan mempercepat pertumbuhan kelinci. Pelet yang diberikan sebaiknya berupa pelet yang baru dan mengandung kadar serat yang relatif tinggi (minimum 18%). Sebaiknya pelet yang lebih dari enam minggu tidak diberikan pada kelinci karena dikhawatirkan telah rusak.

Bahan pelet untuk kelinci terdiri atas hijauan yang dikeringkan, biji-bijian, dan umbi-umbian. Setelah kering, hijauan dicacah hingga ukurannya menjadi 2—3 cm. Biji-bijian berfungsi sebagai pakan penguat karena mengandung nutrisi tinggi. Bahan pakan yang termasuk bijibijian antara lain jagung, padi, gandum, kedelai, kacang tanang, dan kacang hijau.

Jika biji-bijian terlalu mahal, bisa juga memanfaatkan limbah industri pertanian bekatul, bungkil tahu, bungkil kelapa, atau bungkil kacang tanah. Umbi-umbian seperti ubi jalar, singkong, uwi, dan talas dapat diberikan untuk kelinci sebagai pakan tambahan. Sebaiknya umbi yang mengandung racun, seperti singkong jenis tertentu, tidak diberikan dalam kondisi mentah, tetapi direbus atau dikeringkan terlebih dahulu menjadi gaplek. Tujuannya untuk menghilangkan atau mengurai zat yang beracun seperti HCN sehingga aman dikonsumsi ternak. Semua bahan pakan dicampur homogen sebelum digiling dan dibentuk pelet.

 

Sumber: Buku Kelinci Potong