Pertanianku – Seperti bayi yang baru lahir, anak ayam membutuhkan pakan yang kandungan gizinya diutamakan untuk pertumbuhan. Dengan demikian, protein memegang peranan penting. Ayam kampung pada fase starter (0—9 minggu) membutuhkan protein 17% dan energi 2.600 kkal dalam pakannya. Mengingat anak ayam masih kecil, pakan sebaiknya berbentuk tepung atau crumble (butiran kecil). Pemberiannya harus secara ad libitum (tak terbatas) sehingga setiap anak ayam merasa lapar dan ingin makan, makanan sudah tersedia di dekatnya.
Untuk pemeliharaan anak ayam kampung yang akan dijual sebagai ayam potong, pada umur hingga satu bulan, anak ayam bisa diberikan pakan broiler starter (BS atau BR I). Setelah itu, dapat diberikan pakan boiler BR II atau BE. Akan tetapi, calon ayam kampung petelur sebaiknya dari awal diberi pakan starter ayam ras petelur yang bisa dicampur dedak maupun jagung. Kadar protein BS atau BR I umumnya 22—24%, sedangkan BR II atau BF sekitar 20— 22%. Kadar protein pakan starter ayam ras petelur umumnya juga 20—22%. Oleh karena itu, untuk efisiensi, ransum ini perlu ditambah dedak atau jagung.
Ada pendapat yang sangat baik berkaitan dengan pemberian pakan untuk jenis ayam kampung tertentu. Untuk ayam kampung dengan bobot seperti ayam pelung, akan lebih baik bila diberi pakan broiler starter pada umur 1—4 minggu. Kemudian pada umur 5—8 minggu dilanjutkan dengan pakan broiler finisher atau mulai dicampur dedak dan jagung kuning, misalnya sampai sepertiga atau setengah bagian. Untuk ayam kampung berbobot ringan seperti kedu hitam, akan lebih baik bila diberi pakan ayam petelur starter sampai umur 6—8 minggu. Pada umur selanjutnya, dapat diberi pakan ayam broiler atau petelur sesuai tujuan pemeliharaan. Pakan tahap lanjutan tersebut dapat dicampur dengan bahan pakan lokal seperti dedak dan jagung sehingga mempunyai kadar protein yang lebih rendah dengankandungan serat yang lebih tinggi. Hal itu penting karena ayam kampung (apalagi yang dipelihara secara ekstensif) mempunyai daya cerna yang lebih baik.
Ayam kampung yang diberi pakan ayam ras (broiler atau petelur) memang menunjukkan pertumbuhan atau produksi telur yang lebih baik dibandingkan dengan ayam kampung yang diberi pakan ala kadarnya atau mencari sendiri. Akan tetapi, pertumbuhan atau produksi telur ayam buras tersebut masih jauh di bawah pertumbuhan ayam broiler atau produksi telur ayam ras petelur. Hal itu disebabkan oleh adanya pengaruh genetik sebagai limiting factor atau faktor keterbatasan. Oleh sebab itu, pemberian ransum ayam ras pada ayam buras tidak dapat dikatakan lebih efisien atau lebih menguntungkan.
Sumber: Buku Pakan Ayam Kampung