Pala Nurpakuan Agribun, Varietas Pala Primadona Asal Bogor

PertaniankuPala nurpakuan agribun merupakan pala unggul yang dapat menghasilkan 5.000–9.000 buah per tahun. Varietas pala ini telah dilepas sebagai varietas unggul lokal pada November 2018. Keunggulannya terletak pada rendemen minyak asiri yang dihasilkan oleh nurpakuan agribun mencapai 14,5 persen dengan kadar miristisin paling tinggi 14 persen.

pala nurpakuan agribun
foto: Pertanianku

Kandungan miristisin asiri di dalam pala asal Bogor ini lebih tinggi dibanding pala banda yang lebih sering digunakan oleh penyuling. Kadar miristisin pada pala banda hanya sekitar 13,7 persen. Miristisin merupakan salah satu parameter kualitas minyak pala. Kandungan miristisin minimal 10 persen.

Keunggulan lain dari pala nurpakuan agribun adalah produktivitasnya yang tergolong tinggi. Tanaman yang sudah berumur 20–46 tahun mampu menghasilkan 5.000–9.000 buah per tahun. Tanaman sudah bisa berbuah sejak berumur 7 tahun. Produksi buahnya akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah cabang dan tajuk tanaman.

Varietas pala nurpakuan agribun terbilang adaptif dengan kondisi iklim di Bogor. Hal ini terbukti dari penelitian yang telah dilakukan. Kemungkinan besar varietas pala ini berasal dari Banda atau Kepulauan Tidore, kemudian beradaptasi selama beberapa abad sehingga mampu menyesuaikan agroklimat di Bogor.

Meskipun tergolong adaptif di Bogor, pala nurpakuan agribun tetap memerlukan perawatan yang tepat agar produksinya optimal. Salah satu perawatan yang tidak boleh ketinggalan adalah pemangkasan dan pemupukan.

Pala nurpakuan agribun dapat ditemui tumbuh di Tamansari, Kecamatan Leuwisadeng, Nanggung, Sukajaya, Tanjungsari, Cijeruk, dan Sukamakmur. Kondisi tanaman di beberapa tempat terlihat memiliki beberapa perbedaan. Seperti tanaman pala yang berada di Leuwisadeng terlihat berbeda dengan pala yang ditanam di Desa Sadeng.

Pohon induk pala nurpakuan agribun didapatkan dari hasil survei yang dilakukan pada 7 kecamatan. Survei tersebut dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun dan selama survei telah terjadi panen sebanyak 3 kali, tetapi musim panennya berbeda-beda. Penelitian tersebut dilakukan untuk meneliti pengaruh cuaca terhadap produktivitas tanaman.