Panduan Budidaya Jahe agar Hasil Maksimal

Pertanianku — Jahe termasuk salah satu komoditas rempah-rempah yang sering digunakan pada beberapa jenis masakan dan ramuan herbal. Oleh karena itu, budidaya jahe di pekarangan rumah atau di lahan yang Anda miliki dapat memberikan banyak keuntungan, mulai dari keuntungan untuk digunakan sendiri hingga bisa dijual.

budidaya jahe
foto: Pixabay

Pada dasarnya budidaya jahe tidak begitu sulit jika Anda melakukannya sesuai dengan tahapan yang benar. Budidaya jahe yang dijelaskan dalam buku Jahe Produksi Hingga 25 Ton terbagi menjadi lima bagian, simak berikut ulasannya.

Pembibitan jahe

Bibit jahe menjadi modal awal yang harus disediakan. Bibit yang bagus memiliki kondisi yang tidak cacat, bobotnya ideal, tidak sakit, kulit luar keras dan mengilap, serta mengandung serat dan pati yang tinggi. Bibit yang bagus menjadi langkah awal yang dapat menentukan kualitas jahe yang akan diperoleh.

Bibit jahe yang dibutuhkan bisa Anda beli di tempat budidaya, membuat sendiri, atau menjalin kerja sama dengan petani agar bisa mendapatkan bibit yang sudah jadi.

Persiapan lahan

Lokasi lahan yang digunakan harus cocok dengan jahe agar bisa tumbuh dengan baik, mulai dari kondisi ketinggian, curah hujan, suhu, intensitas matahari, hingga pH tanah. Lahan yang cocok digunakan untuk budidaya jahe berada di ketinggian 300—900 mdpl, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung hingga lempung liat berpasir, pH tanah sekitar 6,8—7,4, dan areanya sebagian besar terbuka.

Daerah yang cocok digunakan untuk budidaya jahe ialah daerah yang bebas dari endemik penyakit tular tanah, terutama bakteri dan nematode. Lahan yang sudah terpilih harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan.

Penanaman dan pemeliharaan

Lahan yang selesai diolah sudah bisa ditanami bibit. Penanaman bibit sebaiknya dilakukan di awal musim hujan. Hal ini karena pada awal pertumbuhan, tanaman akan memerlukan pasokan air yang cukup banyak. Selama masa perawatan, tanaman jahe perlu dilakukan penyiangan terhadap gulma yang tumbuh, pembumbunan, dan pemupukan susulan.

Pemberantasan hama dan penyakit

Jahe tidak lepas dari serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, Anda perlu menguasai ilmu pengetahuan tentang hama dan penyakit. Ilmu tersebut sangat berguna untuk membantu Anda mengatasi serangan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Panen dan pascapanen

Jahe sudah siap panen setelah berumur minimal 10 bulan, serta daun dan batangnya sudah berubah warna menajdi kekuningan. Jahe yang selesai dipanen harus mendapatkan tindakan pascapanen yang tepat agar tidak menurunkan kualitas jahe hingga sampai di tangan konsumen.

Seluruh bagian tahapan budidaya jahe dibahas secara tuntas dalam buku Jahe Produksi Hingga 25 Ton dengan pembahasan yang mudah dipahami oleh pemula. Untuk mendapatkan buku tersebut sebagai referensi, Anda bisa langsung menghubungi WhatsApp admin Penebar Swadaya.