Pertanianku – Kakao merupakan tanaman tahunan (perennial) berbentuk pohon. Tinggi pohon kakao dapat mencapai ketinggian 10 m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tinggi tanaman ini dibuat tidak lebih dari 5 m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang yang produktif.
Kakao merupakan tanaman buah yang digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan cokelat. Kakao atau sering disebut cocoa adalah tanaman yang dapat tumbuh baik di lahan yang kurang subur maupun dengan tingkat kesuburan yang tinggi. Dengan tingkat adaptasi yang baik, sehingga peluang hidupnya juga sangat besar. Sejalan dengan peluang mendulang omset yang besar tentunya. Hal ini karena ketersediaan kakao masih belum mencukupi jika dilihat dari permintaan pasar. Sehingga jika Anda berniat budidaya kakao usaha ini sangat menjanjikan.
- Persiapan Lahan
Sebelum memulai budidaya kakao, langkah awal yang harus dilakukan adalah membersihkan lahan dari rumput liar dan gulma. Selanjutnya buatlah lubang tanam sesuai jarak yang Anda inginkan, tapi usahakan sekitar 60×60 cm antar tanaman. Lalu berikan pupuk kompos untuk pemupukan dasarnya. Jangan lupa tanami tanaman pelindung disekitar lahan seperti lamtoro, Gleresidae, dan Albazia setahun sebelum penanaman kakao. Setelah tahun ketiga, jumlah tanaman pelindung dikurangi menjadi setiap 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1:3).
- Pembibitan
Pilihlah benih dari biji kakao bagian tengah buah yang sudah masak dan sehat. Pilih tanaman yang sudah cukup umur. Bersihkan benih dari daging buahnya dengan abu gosok. Setelah itu segera kecambahkan biji kakao dalam karung goni dan di letakkan dalam ruangan. Lakukan penyiraman 3 kali sehari. Jangan lupa siapkan polibag ukuran 30×20 cm dengan ketebalan 0,8 cm yang sudah dimasukkan media tanam dari campuran tanah dengan pupuk kandang (1:1). Tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam polybag. Kemudian benih ditanam dalam polybag setelah 2–3 hari dengan perkecambahan lebih dari 50%. Atur jarak antar polibag 20×20 cm lebar barisan 100 cm. Lakukan penyiraman 1–2 kali sehari dan penyiangan gulma di sekitar areal pembibitan.Berikan pupuk NPK ( 2:1:2 ) dengan dosis pada umur 1 bulan = 1 gr/bibit, 2 bulan = 2 gr/bibit, 3 bulan = 3 gr/bibit, dan 4 bulan = 4 gr/bibit, pemupukan dengan cara ditugal.
- Penanaman
Bibit yang siap tanam kemudian ditanam pada lahan tanam yang sudah disiapkan. Berikan ajir dari bambu dengan tinggi 80–100 cm. Penanaman dilakukan pada lubang tanam 60x60x60 cm pada akhir musim hujan. Berikan pupuk kandang dan pupuk TSP 1-5 gram per lubang tanam. Bibit yang ditanam di lubang adalah bibit yang sudah berumur 4–6 bulan. Penanaman dilakukan saat musim hujan tiba.
- Perawatan
Perawatan yang bisa dilakukan adalah penyiraman setiap 2 kali sehari saat pagi dan sore hari dengan dosis 2–5 liter/pohon. Buat lubang pupuk disekitar tanaman, masukkan pupuk lalu tutup kembali. Pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Lakukan pemangkasan untuk membentuk pertumbuhan vegetatif yang baik dari pertunasan.
Pemangkasan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 1 tahun. Selanjutnya, setelah muncul cabang primer atau sampai menyisakan 3 cabang primer yang baik dan simetris (biasanya umur 2 tahun). Selanjutnya, pemangkasan pemeliharaan dengan cara menghilangkan tunas air pada batang pokok/cabangnya agar pertumbuhan vegetatifnya maksimal. Lalu pemangkasan produksi dengan memangkas cabang-cabang agar sinar matahari bisa masuk pada setiap sela sela pohon. Terakhir adalah pemangkasan restorasi yang dipangkas adalah cabang-cabang yang rusak dan memelihara tunas air.
- Pemanenan
Buah sudah bisa dipetik setelah umur 5,5–6 bulan dari berbunga. Cir-cirinya buah berwarna kuning/merah. Sebaiknya pemetikan dilakukan pagi hari saat sinar matahari tidak terlalu terik.