Panduan Penggunaan Pupuk untuk Pemula Urban Farming

Pertanianku — Pupuk adalah hal penting yang harus tersedia, apalagi untuk sistem tanam yang dilakukan dalam pot atau wadah tanam lainnya. Hal ini dikarenakan tanaman hanya mengandalkan media tanam sebagai penyedia nutrisi tanaman yang digunakan dalam wadah tanam dan tidak bisa mengambil dari mana pun. Sehingga penting untuk Anda memahami dengan baik panduan penggunaan pupuk yang tepat.

panduan penggunann pupuk
foto: pertanianku

Pilihan pupuk yang akan digunakan ada dua jenis, yaitu pupuk oganik dan pupuk anorganik. Dalam sistem urban farming, biasanya jenis tanaman yang dipilih adalah sayuran daun dan sayuran buah. Penggunaan pupuk masing-masing jenis tanaman pasti berbeda-beda. Berikut panduan penggunaan pupuk yang tepat.

Pupuk untuk tanaman sayuran daun

Tujuan penggunaan pupuk adalah untuk menghasilkan tanaman yang berdaun lebat, berwarna hijau segar, dan renyah saat sayuran dikonsumsi. Tanaman yang termasuk sayuran daun adalah bayam, kangkung, selada, sawi, dan lain-lain.

Sayuran daun dapat dipanen lebih cepat dibandingkan sayuran buah. Oleh karena itu, biasanya pemberian pupuk diberikan melalui media tanam bersamaan pada proses penanaman. Namun, ada juga pupuk yang diberikan pada pertengahan masa tanam.

Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk yang mengandung natrium (N) cukup tinggi. Untuk pupuk organik, biasanya yang digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk cair organik. Sementara, untuk pupuk kimia, biasanya yang digunakan adalah pupuk urea atau pupuk buatan lengkap, seperti Gandasil dan Atonik. Komposisi pupuk NPK yang ideal adalah 25-7-7.

Pupuk untuk tanaman sayuran buah

Pemupukan pada sayuran buah berfungsi mendukung proses pembungaan dan pembuahan sehingga tanaman menghasilkan buah yang dapat dipanen.

Tanaman yang termasuk sayuran buah adalah kentang, wortel, tomat, cabai, dan terong. Masa panen sayuran buah biasanya lebih lama daripada sayuran daun. Pupuk yang dapat digunakan adalah kompos, pupuk majemuk (NPK) atau campuran antara pupuk urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 1:1:1.

Penggunaan pupuk alami seperti pupuk kandang atau kompos yang sudah matang juga baik untuk menyediakan unsur natrium (N) tinggi yang sangat dibutuhkan oleh benih tanaman yang masih kecil. Sementara, pada masa generatif atau berbunga dan pembuahan membutuhkan asupan K yang tinggi dan bisa didapatkan dari NPK 15-10-20.