Panen Lele 2 Bulan di Kolam Terpal

Pertanianku – Saat ini, pembesaran lele di kolam terpal mulai banyak diminatikarena praktis dan tidak membutuhkan biaya besar. Bahkan, kolam terpal dapat dibuat dan diletakkan di mana saja, baik di lahan terbuka (outdoor) maupun indoor.

Alasan Memilih Bisnis Pembesaran Lele

A. Peluang Usaha

Banyaknya warung lele yang tersebar menyebabkan usaha pembesaran lele memiliki prospektif yang sangat cerah. Lele ukuran konsumsi (6—10 ekor per kg) mudah dijual. Bahkan, sebenarnya semua ukuran lele dapat dikatakan tidak ada yang ditolak pedagang. Selain itu, pembesaran lele dapat dilakukan di berbagai tempat, kolam terpal salah satunya. Saat ini, usaha pembesaran lele mudah dijumpai di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.

B. Memulai usaha

Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan dalam memulai usaha pembesaran lele.

  • Buatlah kolam terpal berukuran 3 m x 5 m x 1 m yang jumlahnya disesuaikan dengan kondisi lokasi.
  • Siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti seser, ember plastik, dan test kit kualitas air.
  • Buat ketinggian air kolam sekitar 80 cm.
  • Tebar benih yang ukurannya aman, yaitu ukuran 7—8 cm dengan padat tebar 100—200 ekor/m3.

C. Kendala

  • Sering terjadi benih yang baru ditebar mati semua. Penyebabnya adalah terpal yang baru dibuat menjadi kolam yang masih mengeluarkan bau, lalu mencemari air dan meracuni benih. Jadi, pastikan bau tersebut telah hilang sebelum benih ditebar dengan cara mencuci terpal hingga baunya hilang.
  • Kondisi cuaca yang kurang menguntungkan atau adanya guyuran hujan dapat menyebabkan benih lele mati.
  • Kebutuhan pakan sering tidak terkendali sehingga pembudidaya mengalami kerugian.
  • Pemberian pakan dengan bangkai binatang (ayam tiren) dapat mengakibatkan ukuran pertumbuhan tidak merata.
  • Sering kali, pergantian air yang cukup banyak dapat menyebabkan lele stres. Untuk itu, lakukan pergantian airsecara bertahap atau sedikit demi sedikit.

D. Strategi

  • Sebelum benih ditebar, kolam yang telah terisi air diberi daun pepaya/ketapang, lalu didiamkan selama 3—4 hari. Setelah itu, buang air tersebut, lalu ganti dengan air baru. Selanjutnya, benih siap ditebar.
  • Berikan kapur dolomit 100—200 g/m2 apabila ada masalah pada pH yang rendah.
  • Tambahkan probiotik ke dalam air atau pakan sesuai dosis. Probiotik berguna untuk mempercepat pertumbuhan, mengurangi jumlah penggunaan pakan, dan menurunkan tingkat kematian ikan.
  • Berikan pelet dengan protein 28—30% sebanyak 2—3% dari bobot ikan. Frekuensi pemberiannya 2—3 kali sehari. Berikan pakan sedikit demi sedikit secara berkali-kali. Pemberian pakanyang berlebihan dapat menyebabkan perut lele buncit danpecah karena lele sangat rakus.
  • Pemeliharaan sampai panen sekitar 2 bulan.

E. Pasar

Pasar lele ukuran konsumsi masih sangat terbuka lebar. Sebagai contoh di daerah Boyolali yang merupakan salah satu sentra lele di Jawa mampu menyerap 10—12 ton per hari. Bahkan lebih besar lagi di Jabodetabek yang kebutuhannya sekitar 100 ton per hari.

 

Sumber: Buku 33 Bisnis Perikanan