Pertanianku — Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mukti, Dedi Philip Muhadin, mengatakan, baru kali ini penanaman di musim tanam (MT) 3 menghasilkan panen yang luar biasa. Testimoni tersebut disampaikan saat Temu Lapang dan Panen Perdana Pengembangan Benih Unggul Padi Varietas Inpari 32 dan Inovasi Teknologi Balitbangtan di Desa Jatiwangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.

“Alhamdulillah, dengan kekompakan semua, di sini bisa panen,” ujar Dedi seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.
Ini kali pertama panen di musim tanam ke-3 di sepanjang sejarah Desa Jatiwangi. Pasalnya, di musim ini biasanya kondisi air cukup sulit ditambah serangan hama tikus dan serangan burung cukup tinggi. Itu sebabnya dahulu petani tidak pernah memilih MT 3 untuk bertanam karena panen akan menjadi keniscayaan yang tidak bisa didapat.
Koordinator Kerja Sama, Pelayanan, dan Pengkajian (KSPP), Dr. Darojat Prawiranegara, mengatakan, keberhasilan panen tersebut buah dari kerja sama dan sinergi dari berbagai pihak. Ketua pelaksana kegiatan, Irma Noviana, mengatakan, BPTP Jawa Barat berperan sebagai Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang mengkaji teknologi tepat guna yang cocok untuk lokasi tersebut.
“Kita perkenalkan Teknologi Budidaya Padi Ramah Lingkungan atau BPRL, penggunaan varietas unggul Balitbangtan, tetapi kita gak bisa sendiri, masalah serangan tikus kita gandeng BBPOPT Jatisari untuk membantu menangani, kegiatan ini juga bersinergi dengan Direktorat Serealia dalam hal dukungan program optimalisasi IP (Indeks Pertanaman),” jelas Irma.
Kasubit Padi Irigiasi dan Rawa, Dr. Rahmat, S.Si, M.Si., mewakili Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan, mengatakan, pihaknya akan terus mendorong optimalisasi lahan.
“Kita harus bisa tingkatkan di lokasi ini tadinya IP 2, sekarang bisa tiga, setelah ini kita dorong percepatan tanam menjadi IP 4,” ungkap Rahmat.
Keberhasilan program kegiatan ini juga merupakan terobosan untuk membuktikan bahwa optimalisasi IP padi bisa dilakukan sehingga dapat menjadi contoh bagi wilayah lain yang berpotensi untuk ditingkatkan IP padinya.
Selain itu, pada program kali ini juga disediakan benih varietas unggul baru oleh BPTP Jawa Barat. Dengan begitu, petani bisa mendapatkan benih yang tepat dan memberikan nilai tambah bagi petani.
Hasil ubinan yang diperoleh pada panen kali ini rata-rata mencapai 4,9 ton per hektare GKP, hasilnya hampir setara dengan rata-rata di musim kedua, yaitu 4,7 ton per hektare. Hasil tersebut dikatakan belum maksimal karena petani masih mengalami beberapa tantangan.