Pertanianku — Penanganan pascapanen cabai sangat penting untuk mempertahankan kualitasnya. Cabai sendiri sangat rawan layu dan busuk jika tidak segera dilakukan penanganan yang baik dan benar. Tanaman ini umumnya hanya bisa bertahan 2—4 hari pada suhu ruang.
Cabai yang sudah dipanen bisa dipasarkan, baik dalam bentuk cabai segar maupun sudah dikeringkan. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Cabai segar biasanya diminati karena bisa diolah menjadi lebih banyak olahan ketimbang cabai kering. Namun, daya simpannya lebih rendah ketimbang cabai yang sudah dikeringkan.
Tahap pertama yang harus dilakukan setelah pemanenan adalah pemilihan buah. Pemilihan ini dilakukan dengan seleksi dan sortasi. Di tempat penampungan, buah-buah cabai besar dan keriting dipilih berdasarkan warnanya. Warna yang disukai adalah buah cabai berwarna merah. Sementara, buah cabai yang masih berwarna kehitaman umumnya kurang disukai.
Cabai segar ini juga dipisahkan berdasarkan kerusakannya. Cabai yang sudah busuk atau rusak tidak disatukan dengan cabai lainnya. Hal ini untuk menghindari cabai lain menjadi lebih cepat busuk.
Tahapan kedua adalah melakukan klasifikasi atau pengelasan golongan cabai. Cabai yang diperuntukkan sebagai cabai ekspor biasanya akan digolongkan lagi berdasarkan penampilan fisiknya.
Misal, cabai besar untuk ekspor haruslah memiliki panjang buah minimal 11 cm. Bentuk cabai juga dicari yang lurus dan belum terlalu matang. Begitu pula cabai yang akan dijual ke supermarket, swalayan, atau pasar biasanya sudah memiliki kriterianya masing-masing.
Tahap ketiga adalah pewadahan atau pengemasan. Cabai yang sudah digolongkan dalam beberapa kelas akan dikemas untuk selanjutnya didistribusikan. Cabai yang dijual ke pasar lokal biasanya cukup dikemas dengan karung plastik yang tembus udara atau keranjang bambu.
Pengemasan ini berbeda jika dilakukan untuk ekspor. Cabai ekspor akan dikemas dengan cara ditata rapi dalam kardus berukuran 30 cm × 40 cm × 50 cm. Kardus tersebut bisa diisi hingga 20 kilogram cabai. Kardus diberikan ventilasi atau memiliki lubang-lubang kecil untuk menjaga sirkulasi udara.
Cabai yang dijual di swalayan atau pasar modern, umumnya akan dikemas dengan menggunakan styrofoam. Cabai ditata di dalam wadah tersebut dan dilapisi dengan plastik wrapping. Cara ini menunjukkan kualitas cabai yang dijual dan juga bisa membuat cabai lebih tahan lama.
Terakhir adalah tahap penyimpanan. Cabai sebaiknya disimpan di tempat yang teduh dan cukup lembap. Sirkulasi udara yang baik juga dibutuhkan untuk mempertahankan kualitas cabai.
Cabai bisa disimpan di ruang dingin atau cold storage dengan suhu berkisar 2—15 derajat Celcius. Kelembapan yang baik untuk menyimpan cabai berkisar 90—95 persen. Jika hal tersebut dilakukan, cabai bisa tahan hingga 20 hari dan tetap dalam keadaan segar.