Paus Kepala Kotak Penghasil Muntahan Bernilai Puluhan Juta

Pertanianku Paus kepala kotak sudah sejak lama diburu oleh manusia karena menghasilkan muntahan bernilai puluhan juta. Bahkan, banyak yang menyebutkan muntahan tersebut merupakan emas yang berada di lautan.

paus kepala kotak
foto: pixabay

Nama ilmiah muntahan adalah ambergris dan sebenarnya tidak dimuntahkan oleh paus kepala kotak. Ambergris terdapat di dalam usus paus dan dikeluarkan oleh paus melalui saluran pembuangan kotoran. Ambergris digunakan oleh manusia sebagai bahan pembuatan parfum yang sangat mahal.

Paus kepala kotak atau paus sperma (Physeter macrocephalus) merupakan hewan besar yang masuk ke paus bergigi dan sekaligus sebagai hewan bergigi terbesar di dunia. Ukuran paus kepala kotak jantan bisa mencapai 18 m, sedangkan betina dewasanya sekitar 12 m.

Bobot paus kepala kotak mencapai 20—57 ton, permukaan tubuhnya dipenuhi dengan lipatan dan kerutan, bentuknya memipih ke belakang dengan bagian kepala besar dan berbentuk persegi jika dilihat dari samping.

Paus sperma dapat menyemburkan air dengan cara unik, yaitu dari sudut kemiringan sembur ke arah kiri. Hal ini karena lubang hidungnya yang berada di bagian sebelah kiri.

Paus dapat mengeluarkan ambergris berbentuk bongkahan lilin dari saluran pembuangan kotoran. Ambergris terbuat dari makanan-makanan paus yang mengandung toksik dan tidak bisa dicerna oleh paus.

Ambergris yang keluar dari paus beraroma seperti kasturi atau musk. Saat awal dikeluarkan dari paus, ambergris berwarna hitam dan berbau busuk. Namun, setelah beberapa jangka waktu tertentu, bahan tersebut akan berubah warna dan menjadi harum. Oleh karena itu, ambergris sering dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan parfum. Selain dapat menambah aroma pada parfum, ambergris juga dapat menambah daya tahan (keawetan) parfum.

Namun, saat ini sudah jarang produsen parfum yang menggunakan ambergris karena sudah dilarang oleh IFRA (International Fragrance Association). Banyak negara yang juga tidak melegalkan penggunaan ambergris karena dinilai dapat mengancam keberadaan paus sperma Hal ini karena paus ini berada di ambang kepunahan. Populasinya semakin menurun karena banyak yang mati akibat sampah plastik di bawah laut.