Pedet Belgian Blue Lahir di Balai Penelitian Ternak

Pertanianku — Seekor pedet sapi Belgian Blue lahir di Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Ciawi pada Minggu, 9 September 2020. Pedet tersebut lahir dengan bobot 67 kg dan melalui proses caesar yang dibantu oleh drh. Tri Wardani, M.Si, dan teknisi reproduksi tim keswan.

belgian blue
foto: pixabay

Pedet tersebut berjenis kelamin jantan dan merupakan pedet sapi Belgian Blue murni yang dihasilkan dari transfer embrio.

Belgian Blue merupakan sapi yang didatangkan langsung dari Belgia pada 2017. Jenis sapi ini merupakan sapi tipe pedaging yang bobotnya bisa mencapai 700 kg—1 ton. Bobotnya yang besar dikarenakan adanya mutasi gen Myostatin. Gen Myostatin merupakan gen pertumbuhan dan berfungsi untuk menekan pertumbuhan massa otot.

Dilansir dari litbang.pertanian.go.id, Balitnak sudah memiliki empat ekor sapi Belgian Blue murni yang dihasilkan dari transfer embrio. Dengan begitu, saat ini sudah ada lima ekor sapi Belgian Blue murni yang dimiliki oleh Balitnak yang terdiri atas empat jantan dan satu betina.

Indonesia mulai mengembangkan jenis sapi Belgian Blue sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kecukupan daging sapi di Indonesia. Pasalnya, karkas dari sapi ini cukup besar mencapai 73 persen.

Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari jenis sapi ini karena terjadinya mutasi gen Myostatin pada sapi asal Belgia ini, yaitu sapi tersebut memiliki perototan yang luar biasa  sehingga jumlah karkas meningkat dan kandungan lemak pada daging rendah.

Selain itu, Balitnak juga memiliki BB-cross, yaitu persilangan antara Belgian Blue dan sapi Frisian Holstein (FH) sebanyak 13 ekor. Rencananya, pada September akan lahir lagi sapi-sapi BB-cross sebanyak empat ekor yang akan lahir secara alami.

Sistem perkawinan sapi yang diterapkan di Balitnak ada 2, yaitu inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE). IB dilakukan dengan cara memasukkan semen beku yang sudah di-thawing ke saluran reproduksi betina dengan Gun-IB. Sementara itu, transfer embrio dilakukan dengan memasukkan embrio ke saluran reproduksi.

Persilangan antara BB dan FH dilakukan dengan mengawinkan induk sapi FH dengan cara inseminasi buatan menggunakan sperma dari sapi BB.