Peluang Ekspor Tinggi, Petani Banyumas Beralih Budidaya Ikan Sidat

Pertanianku – Melihat potensi ikan sidat yang cukup menjanjikan, membuat pembudidaya ikan di Kabupaten Banyumas tertarik mengembangkan budidaya ikan sidat. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah harga jual ikan sidat cukup tinggi dan memiliki peluang ekspor.

“Saya baru mencoba budidaya sidat dalam satu tahun terakhir namun belum bisa panen,” kata Emi Wijayanti salah seorang pembudidaya ikan di Desa Dawuhan Kulon RT 01 RW 02, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, seperti melansir Antara (17/7).

Ia mengatakan jika beberapa pekan lalu sebenarnya ada sidat yang bisa dipanen, tapi kolamnya kebanjiran sehingga ikannya banyak yang hilang. Akibatnya, kata dia, potensi pendapatan yang hilang akibat banjir tersebut diperkirakan mencapai Rp10 juta.

“Saat ini, kolam-kolamnya sudah saya tinggikan lagi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir,” ungkapnya.

Emi sendiri mengaku ketertarikannya untuk membudidayakan sidat itu muncul setelah mengetahui hasil panen sejumlah pembudidaya di Banyumas dan tingginya harga jual ikan tersebut.

Bahkan, ada beberapa pembudidaya yang sudah mengekspor sidat ke Jepang. “Saya sudah cukup lama membudidayakan ikan dan sampai saat ini memiliki 14 kolam permanen, dua kolam di antaranya digunakan untuk sidat, sedangkan kolam lainnya diisi ikan mas, tawes, dan sebagainya. Saya masih mencoba-coba, kalau memang proses budidaya sidat lebih mudah, ya akan diteruskan, apalagi harga jualnya cukup tinggi,” sambungnya.

Meskipun baru satu kali membudidayakan sidat, dia mengakui jika perawatan ikan tersebut jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan gurami.

Ikan gurami mudah terkena penyakit dan kadang mudah mati ketika dipindahkan ke kolam yang lain.

“Kemarin, saya coba pindahkan sidat-sidat itu ke kolam lain, alhamdulillah tidak ada masalah. Risiko kematiannya kecil,” tambahnya.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan sidat memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan berpeluang untuk diekspor.

“Kalau diekspor, harganya bisa mencapai Rp400.000—Rp500.000 per kilogram (kg). Nilai ekonominya tinggi namun ketentuan kualitas sidat yang akan diekspor sangat ketat sehingga sementara ini hanya untuk konsumsi lokal saja,” katanya.

Harga ikan sidat untuk konsumsi lokal berkisar Rp120.000—Rp150.000 per kg. Selain itu, sidat juga memiliki keunggulan berupa kandungan gizi atau protein yang sangat tinggi.