Pertanianku — Sudah sangat jelas bahwa sayuran organik lebih kaya nutrisi dibanding sayuran yang dihasilkan secara konvensional. Kandungan asam salisilat dalam produk organik cukup tinggi. Senyawa ini akan terbentuk alami agar tanaman bisa bertahan dari serangan hama dan penyakit. Jelas saja, dalam kebun organik, petani tidak menggunakan pupuk atau pestisida kimiawi. Asam salisilat sangat bermanfaat untuk menghindari penyakit jantung dan kanker.

Meskipun harga jualnya terbilang lebih tinggi, permintaan sayur organik yang tentunya dihasilkan dari kebun organik terus melambung pesat. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola hidup masyarakat yang menerapkan pola hidup sehat.
Ada sebagian masyarakat yang mulai meninggalkan pola makan yang sembarangan atau memang diharuskan memakan bahan masakan yang organik karena mengidap suatu penyakit. Hal tersebut membuat permintaan terus berjalan.
Peluang usaha untuk memasok permintaan sayuran organik pun semakin luas. Perubahan pola hidup tersebut merupakan pertanda sudah banyak masyarakat yang sadar bahwa pemakaian bahan kimia sintetis pada pertanian berbahaya. Oleh karena itu, pengadaan kebun organik menjadi perhatian menarik bagi produsen ataupun konsumen.
Produk pertanian organik di Indonesia umumnya menghasilkan padi, sayuran, buah-buahan, kopi, kakao, jambu mete, herbal, minyak kelapa, rempah-rempah, dan madu. Di antara komoditas itu, padi dan sayuran sering diproduksi oleh pekebun skala kecil untuk dijual secara mandiri atau di pasar lokal.
Wajar saja jika banyak bermunculan kebun organik dari skala kecil hingga besar dengan luas lahan yang bervariasi, antara 3—5 hektare. Beberapa pekebun memanfaatkan lahan sempit untuk memproduksi sayuran organik yang bisa dijual di lingkungan tempatnya tinggal. Kebanyakan, mereka memanfaatkan sisi pekarangan rumah yang tidak terpakai. Sayuran yang ditanam dapat berupa tomat, brokoli, kemangi, buncis, endiv, dan beragam jenis selada.
Tak hanya pekebun yang bertanam di lahan berskala kecil, banyak hobiis yang memanfaatkan sisa lahan unntuk menyalurkan hobinya dalam menanam sayuran organik. Biasanya mereka memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran organik dalam polibag yang dianggap lebih praktis. Bagi mereka yang memiliki lahan kosong, bisa membuat bedengan atau guludan seperti lahan perkebunan.
Selain polibag, para hobiis bisa menanam berbagai jenis sayuran dengan instalasi yang lebih praktis, yaitu vertikultur. Sayuran yang bisa dibudidayakan oleh para hobiis adalah pakcoy, bayam, caisim, dan kangkung. Jenis sayuran tersebut dapat cepat dipanen sehingga waktu pemeliharaannya tidak terlalu lama.