Pertanianku – Pemanenan sebaiknya dilakukan sebelum masa pengeraman berakhir, yaitu sekitar 25—30 hari sejak terjadinya pembuahan, pada fase pro-larva. Dengan begitu, jumlah anakan yang diperoleh lebih banyak, yaitu sekitar 90—100% dari jumlah telur yang dierami. Sementara jika induk dibiarkan mengeluarkan anaknya sendiri, jumlah anakan yang berhasil hidup hanya sekitar 30—50% karena melewati masa pengeraman yang memungkinkan munculnya sifat kanibal pada induk arwana. Meskipun demikian, pemanenan yang dipercepat ini juga memiliki risiko, yaitu kemungkinan larva banyak yang mati akibat cara panen yang salah.
Pemanenan dilakukan dengan cara manual, diawali dengan menurunkan ketinggian air hingga tinggal 50%. Selanjutnya, induk jantan yang sedang mengerami telur digiring ke bagian kolam yang dangkal menggunakan jala atau tirai jaring. Induk jantan tersebut kemudian diserok menggunakan serokan yang terbuat dari jaring atau kain halus yang transparan. Serokan diletakkan di permukaan air kolam sehingga induk yang terjaring masih dapat berenang.
Tahap selanjutnya dalam pemanenan larva adalah penyortiran. Tujuannya untuk melihat telur yang ada di mulut induk jantan. Induk jantan ditangkap satu per satu menggunakan tangan. Tubuh induk jantan dielus-elus dan mulutnya dibuka perlahan-lahan untuk dilihat telurnya. Telur yang sudah berwujud larva memiliki tanda berupa dua bintik hitam. Jika telur yang ada di mulut induk jantan belum berupa larva, induk tersebut sebaiknya dilepas lagi ke kolam.
Telur yang sudah berupa larva selanjutnya dikeluarkan dari mulut induk secara hati-hati dengan cara memutar-mutarkan induk agar mabuk dan memuntahkan larvanya. Setelah dikeluarkan, secepatnya larva dimasukkan ke dalam akuarium dengan menggunakan wadah kecil berisi air bersih. Jumlah larva yang dapat dipanen dari satu ekor induk sekitar 20—40 ekor larva. Setelah semua larva dikeluarkan, selanjutnya induk jantan dilepas ke dalam kolam.
Pemanenan dilakukan pada sore hari, sekitar pukul 18.00. Lama pemanenan sekitar 4—5 jam. Malam hari merupakan saat pemanenan yang tepat karena pada saat tersebut, induk lebih jinak dan cenderung mengapung di permukaan air sehingga mudah dikenali. Selain itu, karena tidak ada pantulan sinar matahari, ikan terlihat lebih jelas. Pemanenan dilakukan dengan penerangan lampu sorot.
Sumber: Buku Arwana