Pertanianku— Pemangkasan merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan untuk menjaga bentuk dan memacu produktivitas tanaman. Pemangkasan tanaman jambu biji terbagi menjadi tiga jenis, yakni pemangkasan bentuk, pemeliharaan, dan produksi.

Pemangkasan bentuk bertujuan menjaga sosok tanaman agar terlihat indah, sesuai dengan namanya, yakni menjaga bentuk tanaman. Selain menjaga tampilannya, pemangkasan ini berfungsi mengatur tinggi rendahnya tanaman sehingga tajuk lebih mudah dijangkau selama perawatan dan ketika panen.
Selain itu, pemangkasan berguna untuk menghindari cabang saling tumpang tindih dan mengatur pertumbuhan cabang yang tidak teratur. Kondisi tersebut sangat bermanfaat untuk memperlancar proses fotosintesis berlangsung secara optimal. Dengan begitu, produksi tanaman dapat meningkat.
Pemangkasan bentuk tanaman jambu biji bisa dilakukan saat tanaman sudah memiliki beberapa tunas dan cabang. Bagian yang dipangkas merupakan tunas air, cabang yang saling tumpang tindih, dan cabang yang tumbuh mengarah ke bawah.
Tunas air sendiri merupakan tunas yang tumbuh mengarah ke atas dan biasanya muncul dari pangkal batang utama serta pertumbuhannya vigor.
Pemangkasan dikenal juga dengan sebutan pruning. Pada tanaman yang masih kecil, pemangkasan dilakukan unutk membentuk percabangan. Pada tanaman yang sudah dewasa, pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan membuang cabang-cabang luar, ranting dan pucuk tanaman yang sakit, ranting yang tidak produktif, serta tunas air.
Pemangkasan tak hanya dilakukan pada cabang dan tunas, tetapi juga dilakukan pada daun-duan yang saling menutupi. Kegiatan ini sangat berguna untuk membuat sinar matahari masuk ke bagian tajuk tanaman. Perompesan daun tidak boleh dilakukan lebih dari 25 persen dari total daun yang ada pada tanaman. Dengan begitu, diharapkan akan tumbuh tunas-tunas baru yang diikuti dengan tunas bunga pada cabang yang dipangkas.
Anda bisa melakukan pemangkasan ringan setiap waktu saat melihat kondisi percabangan sudah kurang kondusif. Pemangkasan cabang air dan cabang yang tidak produktif dilakukan dengan arah serong ke bawah (sudut 45–60). Pemangkasan perlu dilakukan dengan gunting yang tajam dan bersih, serta tidak tercemar penyakit. Luka bekas pemangkasan sebaiknya dilapisi oleh lilin untuk mencegah masuknya bibit penyakit.