Pertanianku – Selain ditentukan oleh kondisi bibit (varietas), produksi dan mutu buah-buahan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Dengan demikian, lokasi pengembangannya harus sesuai dengan agroklimat. Oleh karena itu, peta-peta agroklimat untuk setiap komoditas (kultivar) akan sangat membantu mengatasi pengaruh lingkungan yang buruk. Pembagian wilayah persebaran tipe iklim tersebut bersifat kasar (global).
Sebaiknya, pembagian wilayah berdasarkan agroklimat yang lebih rinci dan sesuai dengan kebutuhan tanaman masing-masing varietas karena setiap varietas menghendaki agroklimat yang berbeda.
Percobaan berbagai varietas di berbagai wilayah agroklimat (multilokasi) dapat menentukan zonasi yang lebih tepat bagi setiap varietas yang akan dikembangkan. Dalam menghadapi pasar ekonomi global, perlu diperhatikan usaha tani agribisnis yang mampu menghadapi persaingan pasar, yaitu menyangkut beberapa hal berikut.
- Mutu buah sesuai dengan selera pasar (konsumen).
- Volume hasil buah-buahan harus mengacu pada peningkatan produksi untuk menyuplai pasar. Dengan demikian, diperlukan perluasan areal dan manajemen yang berorientasi pasar.
- Kontinuitas produksi terjamin. Namun, hal ini masih sulit dicapai bagi jenis buah-buahan musiman.
- Penanganan hasil panen (panen, perawatan, pengolahan, atau pengawetan hasil).
- Harganya mampu bersaing di pasar bebas, tanpa menurunkan mutu yang diminta konsumen.
- Promosi pada barang yang ditawarkan, misalnya melalui pameran, pesta buah, atau media seperti surat kabar/majalah/TV.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diperlukan bibit bermutu dari varietas unggul dan usaha tani agribisnis yang dikelola secara profesional. Selain itu, diperlukan pula pengemasan dan pemberian label pada kemasan yang menarik konsumen.
Pembukaan kios-kios buah (outlet) atau swalayan khusus buah tropis Indonesia yang mutunya terjamin akan mendorong peningkatan produksi buah bermutu.
Sumber: Buku Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah