Pembenihan Ikan Patin Di Lahan 100 M2

Pertanianku – Di Indonesia terbentang lahan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha pembenihan ikan patin. Yang penting, kondisi airnya memungkinkan dan suhu di lokasi cukup stabil. Pembenihan patin sudah banyak tersebar di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera, dan Kalimantan.

Pembenihan Ikan Patin Di Lahan 100 M2

A. Peluang Usaha

Belum banyak orang yang terjun dalam usaha pembenihan patin. Padahal, permintaan benih patin cukup tinggi dan rutin. Permintaannya tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi tersebar sampai Sumatera dan Kalimantan.

B. Memulai usaha

Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan dalam memulai usaha pembenihan patin.

  • Pilih lokasi pemijahan yang memiliki air dengan pH 6,5—8,5; suhu 24—32°C; oksigen terlarut 3 ppm; dan tidak tercemar.
  • Siapkan bak pemeliharaan induk 1 unit, bak pemijahan 1 unit, dan akuarium (40 cm x 60 cm x 90 cm) untuk pendederan benih.
  • Siapkan sarana pembenihan, seperti ember, seser, water heater, pompa air, dan pH kit.
  • Siapkan induk yang telah matang gonad dengan bobot 1,5—2 kg/ ekor dan perbandingan antara induk jantan dan betina 1 : 1.
  • Induk yang sudah terseleksi disuntik dengan hormon ovaprim dosis 0,5 ml/kg melalui 2 kali penyuntikan pada induk betina (0,2 ml/kg penyuntikan pertama dan 0,3 ml/kg penyuntikan kedua). Induk jantan juga disuntik dengan dosis 0,5 ml/ekor dan dilakukan bersamaan pada suntikan kedua induk betina.
  • Proses pengeluaran sperma atau telur dari induk patin dilakukan 6—8 jam setelah penyuntikan kedua induk betina dan dilakukan dengan cara diurut secara manual (stripping) atau dengan alat hisap.
  • Telur dan sperma dicampur, lalu diaduk sampai merata dengan bulu ayam sambil diberi larutan fisiologis NaCl 0,9% secukupnya sekitar 1 menit. Tambahkan air sampai telur dan sperma terendam. Diamkan selama 2—3 menit, lalu buang airnya.
  • Telur yang sudah dibuahi dimasukkan ke dalam bak atau akuarium penetasan telur.

C. Kendala

  • Teknik pemijahan masih dilakukan dengan bantuan hormonsehingga perlu keterampilan khusus.
  • Memerlukan media tertutup untuk memanipulasi suhu agar tetap stabil.

D. Strategi

  • Kuasai teknik pemijahan buatan patin dengan baik.
  • Setelah pemijahan, atur suhu dan jaga kualitas air di dalam bak. Berikan aerasi dalam wadah penetasan agar telur tidak saling Menempel.
  • Berikan pakan alami pada larva yang berumur 4—5 hari hingga umur 10 hari untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan kualitas benih. Pakan alami yang diberikan dapat berupa artemia, cacing sutera, rotifera, daphnia/moina, atau pakan buatan serbuk.
  • Panen dilakukan setelah benih berukuran 2—3 cm.
  • Cari tahu informasi budi daya pembenihan sebagai bahan perbandingan dan untuk mendapatkan induk yang berkualitas di sentra produksinya, seperti Jambi, Palembang, Sumatera Barat, Kalimantan, dan Jawa.

E. Pasar

Pasar benih ikan patin tidak hanya di Jawa, tetapi juga Kalimantan dan Sumatera. Ketiga wilayah tersebut masih belum mampu memenuhi permintaan dari masing-masing daerahnya. Jadi, potensi pasar benih patin masih sangat berpotensi besar untuk dikembangkan.

 

Sumber: Buku 33 Bisnis Perikanan