Pertanianku – Di Indonesia, lahan untuk pembesaran ikan patin masih sangat luas. Potensi daya serapnya juga meningkat, terutama untuk daerah Jawa Barat sehingga pengembangan usahanya juga tetap terbuka. Ikan patin dan nila ditargetkan pemerintah lebih dari 1,1 juta ton pada tahun 2014. Peningkatan produksi dapat digunakan sebagai pemacu usaha. Pada tahun 2011, produksi patin di Tulungagung (Jawa Timur) sebanyak 344 ton. Vietnam dapat memproduksi ikan patin sebanyak 350 ton/ha dengan kolam dalam, sedangkan Indonesia hanya 70 ton/ha. Kebutuhan ikan patin Indonesia sebesar 700 ton/bulan, sedangkan hanya 100—120 ton yang bisa diproduksi.
1. Peluang Usaha
Usaha pembesaran ikan patin banyak dilirik karena masa pemeliharaannya lebih cepat dibandingkan dengan ikan lainnya sehingga biaya produksinya tidak terlalu tinggi. Dalam waktu 4—5 bulan bisa dihasilkan ikan konsumsi berukuran 400—600 g/ekor. Ikan patin disukai banyak orang karena dagingnya lembut dan rasanya yang khas. Patin dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun filet.
2. Memulai usaha
Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan dalam memulai usaha pembesaran patin.
- Sumber air di lokasi harus sesuai kebutuhan, yaitu pH 6,5—8,5; suhu 24—32o C, oksigen terlarut 3 ppm, dan tidak tercemar.
- Buat kolam ukuran 10 m x 10 m x 1 m atau 5 m x 20 m x 1 m sebanyak 10 unit.
- Siapkan peralatan yang dibutuhkan, yaitu jaring panen, ember, pH meter, dan tes kit kualitas air.
- Tebar benih berukuran 10—20 g/ekor dengan padat tebar 10—20 ekor per m2.
3. Kendala
- Pemeliharaan harus dilakukan secara intensif sehingga pertumbuhannya cepat. Patin tidak bisa diaplikasikan dengan kepadatan tinggi.
- Sering muncul serangan jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan kematian.
4. Strategi
- Pilih benih yang baik agar tingkat keberhasilan lebih besar.
- Ramu pakan sendiri untuk menekan biaya operasional.
- Berikan pakan pelet dengan protein 28—30% sebanyak 3—4% bobot ikan. Frekuensi pemberian pakannya 3—4 kali sehari.
- Panen ikan setelah berukuran 2 ekor per kg atau pemeliharaan selama 4—5 bulan.
- Ketahui lokasi pembesaran ikan patin sebagai perbandingan budi daya. Usaha pembesaran patin dapat ditemui di Bogor, Jakarta, Jambi, dan Kalimantan Selatan.
5. Pasar
Pasar ikan patin konsumsi masih sangat terbuka lebar. Produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, produksi patin konsumsi mencapai 145.000 ton. Bahkan, pada tahun 2014produksinya ditargetkan mencapai lebih dari 1 juta ton. Tentu saja hal itu menjadi peluang menjanjikan untuk menghasilkan patin konsumsi.
Sumber: Buku 33 Bisnis Perikanan