Pembesaran Baronang Di KJA

Pertanianku – Potensi budi daya laut Indonesia seluas 12.545.072 ha dan baru terealisasi sekitar 117.649 ha. Pada luas perairan yang demikian, terdapat budi daya ikan baronang dan tersebar di Sumatera (Padang, Bangka, Deli, Bengkulu, Nias, Sibolga), Jawa (Jakarta, Cirebon, Jepara, Prigi, Pasuruan, Surabaya, Madura), Kalimantan (Sundakan, Balikpapan, Stagen), Sulawesi (Manado, Makasar, Bulukumba, Slayar, Sangihe), Ambon dan Maluku (Halmahera, Ternate, Roti), serta NTB, NTT, dan Bali.

Pembesaran Baronang Di KJA

1. Peluang Usaha

Baronang cukup disukai masyarakat. Pemasarannya pun tidak sulit dan harganya relatif stabil. Usaha pembesaran merupakan solusi untuk mengatasi keterbatasan kebutuhan dan mempertahankan populasi ikan baronang yang ditangkap dari alam. Mesikpun teknik budi dayanya cukup mudah, tetapi pembudidaya yang terjun dalam usaha ini relatif masih sedikit.

2. Memulai usaha

Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan dalam memulai usaha pembesaran ikan baronang di KJA.

  • Tentukan lokasi dengan kondisi air bersalinitas 15—35 ppt; pH 6,5—8,5; suhu 24—32o C; oksigen terlarut 3 ppm; dan tidak tercemar.
  • Buat keramba jaring apung (KJA) berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 100 m2 yang dapat dibagi menjadi 4 petak.
  • Siapkan peralatan seperti salinometer, termometer, pH meter, tes kit kualitas air, dan alat panen.
  • Tebar gelondongan baronang yang berukuran 30—50 g/ekor dengan padat tebar 200 ekor/m3.

3. Kendala

  • Usaha budi daya dengan keramba jaring apung kurang baik di perairan yang berarus cukup kuat.
  • Penyuplai benih masih sangat terbatas.
  • Usaha pembesaran di KJA membutuhkan pengawasan dan perawatan yang lebih intensif.

4. Strategi

  • Berikan pakan pelet dengan kandungan protein 20—30% sebanyak 2—3% dari bobot ikan dan frekuensi 3 kali sehari.
  • Lakukan panen setelah ikan dipelihara selama 3—4 bulan.

Sumber: Buku 33 Bisnis Perikanan