Pertanianku – Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki panjang pantai mencapai 81.000 km. Dengan demikian, potensi lestari sumber daya perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,40 juta ton per tahun.
Salah satunya di Desa Karang Dempel, Brebes–Jawa Tengah, yang tidak terlepas dari komoditas kerang darah atau lebih dikenal dengan istilah bukur. Membudidayakan bukur sudah menjadi kebiasaan beberapa petambak di sana. Di desa tersebut, ada sekitar 60 ha tambak kerang yang diusahakan oleh 55 orang dan setiap harinya ada 0,5—2 ton kerang darah hasil budi daya dan hasil tangkapan alam.
Budi daya kerang darah sudah dilakukan masyarakat di pantai dan tambak. Budi daya kerang di laut yang baru termanfaatkan sekitar 20 ha (dari potensi yang ada seluas 300 ha) yang berada di sepanjang pantai Karangdempel dan diusahakan oleh 15 orang. Sementara itu, ada 40 petambak lain masih membudidayakannya di tambak dengan luas lahan 40 ha.
A. Peluang Usaha
Saat ini, banyak dibutuhkan makanan berprotein tinggi dari sektor perikanan. Sementara itu, sebagian tambak hanya digunakan untuk budi daya bandeng dan udang. Oleh karena itu, diperlukan usaha diversifikasi, di antaranya kerang darah (Anadara sp.).
Ada beberapa jenis kerang darah yang dapat dibudidayakan, di antaranya A. granosa, A. nodifera, A. inflata (kerang bulu), A. rhombea, A. antiguata (kerang gelatik), dan A. indica (kerang mencos). Teknik budi dayanya tergolong mudah. Awalnya, bibit dikumpulkan dari alam, lalu dibesarkan di tambak untuk mendapatkan hasil optimal. Cara pembudidayaan kerang darah cukup sederhana. Apalagi, hewan ini tidak membutuhkan pakan setiap hari. Adapun pemasaran hasilnya juga tidak sulit karena memang kebutuhannya belum terpenuhi.
B. Memulai usaha
Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan dalam memulai usaha pembesaran kerang darah.
- Pilih lokasi usaha pembesaran yang airnya bersih dan jernih dengan salinitas 15—35 ppt; pH 7,5—8,5; suhu 24—32o C; oksigen terlarut minimal 3 ppm; dan tidak tercemar.
- Siapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu salinometer, termometer, pH meter, dan tes kit kualitas air.
- Perbaiki tambak. Dasar tambak harus seimbang antara kandungan lumpur dan pasirnya.
- Isi tambak dengan air payau setinggi 70—80 cm.
- Lakukan penebaran bibit setelah beberapa hari pengisian air. Tebar benih kerang darah dengan padat tebar 2.000 ekor/m2.
C. Kendala
- Kerang sangat rawan dengan air yang terkontaminasi karena termasuk binatang filter feeder.
- Tambak dengan perairan yang kurang subur akan memperlambat pertumbuhan kerang.
- Kerang darah dapat mati pada salinitas di bawah 15 ppt.
D. STRATEGI
- Buat kepadatan bibit menjadi 200—300 ekor/m2.
- Hindari budi daya di lokasi yang berpotensi polusi.
- Cari lokasi yang salinitasnya tidak berubah secara ekstrim.
- Lakukan panen setelah berumur 6 bulan.
- Pasar
Di Indonesia, permintaan kerang darah tergolong stabil. Permintaannya datang dari restoran makanan laut atau warungwarung seafood di pinggir jalan. Namun belakangan, permintaan kerang darah juga datang dari kalangan rumah tangga. Selain potensi pasarnya yang luas, tingginya kebutuhan kerang darah membuat usaha pembesarannya sangat prospektif untuk dijalankan.
Sumber: Buku 33 Bisnis Perikanan