Pertanianku – Pada tingkatan ini, peran pakan buatan sangatlah besar. Jika pembesaran dilakukan di kolam tanah, air yang masuk dan keluar diatur untuk mendukung pertumbuhan ikan. Padat tebar yang disarankan untuk diterapkan di kolam tanah pun sekitar 20—30 ekor/m2. Pakan juga harus diberikan secara intensif, yaitu pakan pelet dengan dosis 2—4%/hari dari total biomassa ikan yang ada. Pakan alami tidak lagi menjadi pakan utama, tetapi ketersediaannya bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan buatan.
Pada kondisi tertentu, misalnya konsentrasi oksigen terlarut menurun, sebaiknya dilakukan aerasi dengan menggunakan kincir, blower, atau dengan mengalirkan air ke dalam kolam. Teknik ini juga dapat diterapkan pada kolam beton Jika wadah yang digunakan berupa kolam air deras, debit air selama nila dipelihara harus disesuaikan. Pada kolam ini, normalnya dilakukan pergantian air sebanyak 1—3 kali/jam. Artinya, debit atau aliran air yang masuk ke dalam kolam mampu mengganti air di dalamnya dalam waktu 1—3 jam. Dengan demikian, kelarutan oksigen dan kualitas air tetap terjaga.
Pada aplikasi sistem intensif ini, benih nila yang digunakan umumnya berkelamin tunggal jantan (monosex) dengan padat penebaran yang bisa mencapai 50—100 ekor/m3. Berdasarkan pengamatan, penggunaan padat tebar antara 75—80 ekor/m3 yang paling sering digunakan. Pakan yang diberikan pun juga harus berupa pelet dengan kandungan nutrisi yang lengkap.
Wadah lain yang sering digunakan oleh pembudidaya adalah jaring terapung atau lebih dikenal dengan istilah keramba jaring apung (KJA). Jaring terapung ini pada umumnya banyak ditempatkan dalam badan air, seperti danau, waduk, laut, dan sungai dengan arus yang tidak terlalu besar. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam budi daya ikan di KJA antara lain luas perairan, kedalaman perairan, jalur arus air, jalur angin harian, dan kualitas air. Padat tebar ikan yang bisa diaplikasikan dalam wadah ini sekitar 40—50 ekor/m3. Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein minimal 28%. Selain itu, frekuensi juga harus diperhatikan, yaitu minimal 2—3 kali/hari. Pemberiannya dilakukan pada pagi hari, siang hari, dan sore hari.
Sumber: Buku Pembesaran Nila 2,5 Bulan