Pembesaran Udang Windu di Tambak

Pertanianku – Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menargetkan di tahun 2014 jumlah areal pertambakan budi daya ikan meningkat dan produksi ikan dan udang harus terpenuhi lebih dari 16,8 juta ton. Jika tahun 2012 jumlah tambak meningkat 1.000 ha, tahun 2013 bertambah 540 ha, dan tahun 2014 bertambah seluas 500 ha; diperkirakan target produksi tersebut terpenuhi.

Pembesaran Udang Windu di Tambak

A. Peluang Usaha

Udang windu (Penaeus monodon) merupakan komoditas ekspor. Hingga kini, udang windu masih menjadi dambaan bagi pengusaha tambak karena permintaannya masih cukup tinggi dan tidak pernah surut. Oleh karena itu, banyak petambak yang tidak jera membudidayakannya, meskipun usaha ini sering mengalami fluktuasi/naik-turun.

B. Memulai usaha

Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan dalam memulai usaha pembesaran udang windu.

  • Pilih lokasi usaha pembesaran yang memiliki air bersih dan jernih dengan salinitas 15—35 ppt; pH 7,5—8,5; suhu 24—32o C; oksigen terlarut minimal 3 ppm; dan tidak tercemar.
  • Siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti salinometer, termometer, pH meter, dan tes kit kualitas air.
  • Buat tambak dengan ukuran 2.000—3.000 m2.
  • Olah tanah dasar tambak dengan cara dicangkul, dibalikkan, dan dikeringkan. Selanjutnya, tambahkan pupuk kandang 250 g/m2, pupuk urea 5 g/m2, dan TSP 5 g/m2.
  • Isi tambak dengan air payau setinggi 80 cm.
  • Tebar benur 3—5 hari kemudian. Lakukan penebaran dengan kepadatan 10—20 ekor/m2.

C. Kendala

  • Tingkat kelangsungan hidup udang di tambak cukup rendah karena pencemaran dan kerusakan lahan.
  • Serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.
  • Jika pemeliharaan tidak intensif, pertumbuhan udang akan lambat(kuntet).

D. STRATEGI

  • Berikan pakan alami berupa plankton dan pelet sebanyak 3—5% dari bobot udang dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.
  • Gunakan sistem resirkulasi tertutup dan sistem petak tandon atau petak biofilter.
  • Lakukan pencegahan seperti penggunaan desinfektan, imunostimulan, serta vitamin. Perlakuan tersebut dilakukan sejak pengadaan benih, pemeliharaan, hingga panen.
  • Panen dapat dilakukan setelah udang dipelihara 3—4 bulan.

E. Pasar

Pasar utama udang windu adalah Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Eropa. Sayangnya, permintaan dari ketiga wilayah tersebut masih belum terpenuhi sehingga para eksportir berusaha untuk menggenjot produksinya. Produksi udang Indonesia rata-rata sekitar 350.000 ton per tahun dan diharapkan bisa meningkat lebih dari 400.000 ton pada tahun 2014. Dengan demikian, potensi pasar udang windu masih sangat terbuka lebar.

 

Sumber: Buku 33 Bisnis Perikanan