Pembuatan Briket Organik dari Limbah Pembuatan Minyak Atsiri

Pertanianku — Pengolahan minyak atsiri meninggalkan limbah yang masih bisa digunakan kembali menjadi briket organik. Sebenarnya, limbah minyak atsiri tersebut bisa dibuat menjadi bahan bakar seperti arang. Namun, untuk menaikkan keunggulan dari limbah tersebut, limbah dibuat menjadi briket organik. Briket merupakan salah satu jenis bahan bakar yang biasa digunakan oleh masyarakat.

limbah minyak atsiri
foto: pixabay

Limbah minyak atsiri merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan tanaman untuk mendapatkan minyak. Limbah tersebut masih bernilai ekonomi dan sayang jika tidak diolah kembali. Pasalnya, produk olahan limbah tersebut bisa menjadi penghasilan tambahan bagi para pengusaha minyak atsiri.

Keunggulan bahan bakar yang dibuat berupa briket adalah lebih kompak dan lebih padat sehingga panas yang dihasilkan jadi lebih tinggi dibandingkan limbah yang langsung dibakar. Selain itu, bahan bakar yang berbentuk briket lebih tahan lama sehingga tidak cepat habis.

Pembuatan briket diawali dengan membuat serbuk arang. Limbah dikeringkan terlebih dahulu dan dibakar. Bahan sebaiknya tidak dibiarkan habis terbakar hingga menjadi abu. Setelah bahan sudah berubah menjadi arang, api harus segera dimatikan.

Arang yang sudah dihasilkan ditumbuk hingga halus. Semakin halus arang, semakin baik karena kemungkinan rongga antarpartikel bahan akan semakin kecil. Dengan kata lain, arang pun menjadi semakin padat.

Setelah arang menjadi serbuk, siapkan bahan-bahan pengikat yang berguna untuk menguatkan struktur briket. Bahan pengikat yang bisa Anda gunakan adalah tanah liat, tetes tebu, getah tumbuhan (resin), atau ter.

Bahan pengikat yang digunakan sebaiknya tidak mengeluarkan aroma busuk ketika dibakar dan memiliki daya pengikat yang baik. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan harganya karena bisa memengaruhi biaya produksi dan kemudahan untuk mendapatkannya.

Setelah semua bahan tersedia, campurkan serbuk arang dan bahan pengikat hingga menjadi adonan yang liat. Selanjutnya, masukkan adonan ke cetakan sederhana berupa silinder yang bisa dibuat sendiri dari potongan bambu. Lalu, padatkan adonan yang berada di dalam cetakan. Semakin padat, briket akan semakin kokoh, tidak rapuh, dan tidak mudah hancur.

Setelah dicetak, keluarkan adonan dan jemur hingga kadar air di dalam briket berkurang dan tersisa 4,34 persen.