Pertanianku — Pengembangan kampung buah di kawasan food estate Kalimantan Tengah menjadi salah satu program strategis nasional pemerintah. Pengembangan proyek ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang ingin mengembangkan kawasan food estate sebagai lumbung pangan nasional dan masuk dalam salah satu Program Strategis Nasional 2020—2024.
Proyek ini rencananya akan dikembangkan pada 2021 di bawah arahan Dirjen Hortikultura. Pada 2021 pengembangan kawasan akan dilanjutkan lagi untuk menambahkan kawasan baru seluas 300 hektare.
“Arahan Dirjen Hortikultura bahwasanya pada 2021 sebagai pengembangan kampung buah. Desa penerima bantuan agar dikembangkan kampung buah berdasarkan agroklimatnya. Kampung buah ini agar berbadan hukum baik dalam bentuk bumdes dan korporasi,” papar Kasubdit Tanaman Jeruk, Perdu, dan Pohon, Siti Bibah Indrajati seperti dikutip dari laman hortikultura.pertanian.go.id.
Ketua Kelompok Tani Sumber Harapan III, Sutarno menelaskan bahwa kelompoknya sudah mendapatkan bantuan berupa 22 hekatre benih lengkeng varietas Kateki. Setiap satu hektare lahan akan mendapatkan bantuan 100 benih pohon. Sutarno mengaku baru pertama kali mencoba menanam lengkeng dan berharap bantuan tersebut bisa membantu perekonomian anggota Poktan Sumber Harapan.
“Saya memang baru kali ini menanam lengkeng namun saya sangat bersemangat. Tentunya harapan kami semoga bantuan ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Kami senang menanam buah ya karena memang cocok di hati dan di sini lahannya bagus,” tutur Sutarno.
Sutarno menjelaskan budidaya buah lebih bisa mendatangkan laba bagi mereka. Sutarno bersama anggota Poktan lainnya berjanji untuk memanfaatkan bantuan tersebut agar bisa menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan.
Bukan saja bantuan yang dibutuhkan oleh Poktan Sumber Harapan, Sutarno berharap ada dukungan berupa pendampingan selama masa tanam agar proses yang dilakukan oleh para anggota Poktan benar dan bisa menciptakan agrowisata seperti yang ada di Pulau Jawa.
“Kelengkeng itu panen tidak sampai 7 tahun. Apabila seperti sekarang ini sudah terbentuk kawasan, kami yakin daerah kami bisa menjadi desa agrowisata seperti yang ada di Pulau Jawa,” imbuh Sutarno.