Pertanianku – Pembuatan kumbung dapat dilakukan secara semipermanen ataupun permanen sesuai dengan kebutuhan dan skala budi daya yang dilakukan. Kumbung semipermanen dibuat dari bahan yang sederhana, seperti bambu, kayu, plastik tahan panas (PP), dan styrofoam. Sementara itu, kumbung permanen dibuat dari bahan seperti batu, bata, pasir, semen, besi, dan galvalum.
Pembuatan kumbung sebaiknya menghadap arah utara–selatan. Tujuannya agar tidak terkena sinar matahari secara langsung karena akan mempengaruhi lingkungan di dalam kumbung. Untuk skala industri, lokasi kumbung sebaiknya terpisah dengan tempat pembuatan substrat (kompos). Selain itu, kumbung sebaiknya diberi nomor urut (identitas) agar memudahkan dalam mengevaluasi proses budi daya.
1) Ukuran
Secara umum ukuran kumbung yang ideal, yaitu lebar 4 m, panjang 6 m, dan tinggi 2,5 m. Ukuran tersebut dapat disesuaikan dengan jenis jamur yang ditanam. Untuk jamur merang, kumbung berukuran panjang 6—8 m, lebar 5,5—6 m, dan tinggi 3—4 m. Sementara itu, untuk jamur kancing, ukuran panjang kumbung 12 m dengan lebar 18 m dan tinggi 3,6 m. Di dalam kumbung dibuat petak untuk membangun rak tempat menaruh baglog jamur. Jarak antarpetak sekitar 100 cm.
2) Bagian-bagian kumbung
Bagian-bagian kumbung, yaitu sebagai berikut.
a) Dinding kumbung. Dinding sederhana/semipermanen dapat dibuat dari bilik bambu yang dilapisi plastik. Ada juga dinding kumbung dari plastik tahan panas atau plastik terpal. Biasanya plastik tersebut dilapisi oleh styrofoam. Selain berguna untuk melindungi plastik, styrofoam juga berfungsi untuk menstabilkan suhu dalam ruangan kumbung. Untuk kumbung permanen, pilihannya dapat menggunakan rangka besi, rangka batu, atau berbentuk rumah kaca.
b) Lantai. Permukaan lantai sebaiknya disemen untuk memudahkan merawat kebersihan kumbung. Jika tidak disemen, sebaiknya lantai kumbung dilapisi dengan pasir dan kapur.
c) Atap. Atap kumbung semipermanen dapat menggunakan rumbia yang dilapisi plastik. Untuk bangunan permanen, dapat menggunakan seng.
d) Jendela. Sebaiknya kumbung dilengkapi dengan jendela untuk mengatur sirkulasi udara.
e) Pintu. Berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan media tanam dari kumbung. Pintu dibuat serapatmungkin agar lingkungan tumbuh jamur di dalam kumbung (suhu, kelembapan, oksigen, dan karbon dioksida) tidak terpengaruh oleh lingkungan di luar kumbung.
f ) Selokan. Sebaiknya kumbung dilengkapi dengan selokan untuk mengeluarkan sisa-sisa air pada saat penyiraman. Tujuannya agar air tidak tergenang di dalam kumbung.
Sumber: Buku Panduan Lengkap Jamur