Pertanianku — Target awal tahun bagi Kementerian Pertanian adalah meningkatkan produksi dan ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan pertanian. Fokus Kementerian kali ini mencari tempat penyerapan hasil pertanian Indonesia agar keuntungan petani tidak anjlok.

“Untuk pertanian maju, mandiri, modern demi kesejahteraan petani, maka dibutuhkan akselerasi yang cepat di awal Januari untuk melaksanakan kegiatan yang berdampak signifikan pada peningkatan produktivitas dengan target realisasi anggaran per triwulan adalah 45 persen, 60 persen, 80 persen, dan 100 persen,” jelas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat membuka Rapat Kerja Nasional di Margo Hotel, Depok, seperti dikutip dari laman Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Diperkirakan panen raya pertanian akan dimulai dari Maret—April dengan target luas lahan yang akan dipanen sebesar 5 juta hektare. Seluruh agenda agar prosesi acara berjalan dengan baik sudah disiapkan. Pemerintah juga sudah mulai fokus mencari pasar yang dapat menyerap ekspor komoditas pertanian, seperti gabah. Harga gabah yang terserap tidak akan membuat petani merugi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dalam negeri ialah memberantas alih fungsi lahan pertanian yang belakangan ini sedang digalakkan oleh Kementerian Pertanian dan menanamkan betapa pentingnya pertanian bagi kelangsungan kehidupan suatu negara.
“Ada 267 juta penduduk Indonesia ada di tangan kita, yang harus dipenuhi pangannya. Apa yang mereka makan tergantung kerja keras dan yang kita hasilkan. Oleh karena itu, kita tidak boleh main-main, karena ini menyangkut harga diri bangsa kita. Persoalan alih fungsi lahan harus kita lawan secara bersama-sama,” ujar Syahrul.
Target lainnya dari Kementan pada 2020 ialah membangun Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang sudah berbasis digital atau Komando Strategi Pertanian (Kostratani). Seluruh lembaga tersebut merupakan perangkat yang disiapkan oleh Kementan untuk menjadi ujung tombak pembangunan pertanian pada skala desa. Dengan adanya dua badan tersebut, diharapkan pembangunan pertanian mampu berkembang lebih baik dari skala petani.
“Selain peningkatan produksi, Kementan juga fokus menciptakan pengusaha milenial. Petani harus berperan penuh dari hulu ke hilir yakni mulai tanam, produksi, petik dan pemasaran dilakukan sendiri hingga ke tingkat ekspor,” ujar Syahrul.
Syahrul menjelaskan 3 hal yang dapat dilakukan untuk memajukan pertanian Indonesia. Pertama, dengan mengetahui kebutuhan dari harapan petani di masing-masing daerah. Kedua, biasakan petani mampu memecahkan masalah sendiri dan pemerintah berperan untuk membantu mendukung dan mengasistensi solusi yang ditemui petani. Ketiga, intervensi teknologi dan modernisasi.