Pemerintah Jepang Keluarkan Larangan Konsumsi Daging Ayam Mentah

Pertanianku – Menyantap daging ayam merupakan salah satu favorit masyarakat di hampir seluruh belahan dunia. Bahkan, sejak 50 tahun terakhir restoran yang menyajikan ayam makin eksis di banyak negara.

Baru-baru ini gagasan sebagian restoran Amerika untuk menyantap ayam mentah menjadi pro dan kontra. Sebab, mengonsumsi ayam mentah dapat meningkatkan risiko terserang virus salmonella yang sangat berbahaya.

Namun, bagi Celebrity Chef Marc Murphy, olahan daging ayam mentah atau chicken sashimi adalah sebuah menu makanan lezat yang selama ini ia impikan.

Melalui akun twitter-nya, Marc sempat mengungkapkan rasa cintanya terhadap chicken sashimi. Ia bahkan mengunggah beberapa foto chicken sashimi hasil olahannya sendiri. Dan, hasil unggahannya tersebut menuai banyak komentar dari sejumlah warga net. Tak sedikit yang mempertanyakan apakah mengonsumsi ayam mentah benar-benar aman?

Menilik lebih jauh, chicken sashimi atau juga sering disebut dengan chicken tartare sebetulnya telah lama disajikan oleh sejumlah restoran di seluruh dunia. Meski asal usul makanan ini berasal dari Negeri Sakura Jepang, beberapa restoran di Amerika Serikat ternyata mulai menyajikan hidangan tersebut.

Ternyata, pemerintah Jepang sendiri telah memperingatkan masyarakatnya untuk menghindari mengonsumsi daging ayam mentah. Pada Juli lalu misalnya, Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa keracunan makanan yang disebabkan oleh konsumsi daging ayam mentah telah meningkat tajam.

Secara tegas, pihak kementerian meminta para penduduk Jepang untuk mengolah daging ayam hingga matang atau disajikan dengan suhu internal 75 derajat agar lebih aman dikonsumsi dan dicerna oleh tubuh.

Chicken sashimi sendiri sering disiapkan dengan cara merebus atau membakar dalam waktu tidak lebih dari 10 detik.

“Tenggang waktu ini tidak cukup untuk membunuh mikroba-mikroba berbahaya seperti campylobacter dan salmonella,” kata Michael Doyle, Profesor Mikrobiologi Makanan di University of Gergia’s Center for Food Safety.

Menurut kementerian, bakteri campylobacter yang sering ditemukan pada usus ayam merupakan penyebab utama terjadinya keracunan makanan. Bakteri ini diyakini bertanggung jawab atas 60% kasus keracunan makanan di Jepang.

Doyle mengatakan, campylobacter bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan makanan ini tidak aman dikonsumsi. Masih ada bakeri salmonella yang bisa mengontaminasi daging ayam ketika dipotong memanjang atau dipotong dadu dari bagian dadanya.

Bahkan, beberapa restoran nekat memotong daging ayam dari pangkal paha hingga hati dimana kandungan bakteri cenderung lebih banyak.