Pemerintah Jerman Dukung Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia

Pertanianku — Industri kelapa sawit Indonesia sering kali menjadi sorotan dunia. Berbagai kampanye hitam mengenai produksi sawit Indonesia diluncurkan, baik oleh organisasi pemerhati lingkungan maupun pihak lain.

kelapa sawit
Foto: Pixabay

Pada Selasa (13/11) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menerima kunjungan utusan dari Pemerintah Jerman guna membahas upaya Indonesia dalam membangun perkebunan kelapa sawit. Pada pertemuan itu pemerintah Jerman mendukung upaya Indonesia mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan mengacu Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).

Direktur Jenderal Kehutanan, Keberlanjutan dan Sumberdaya Terbarukan, Kementerian Pangan dan Pertanian Pemerintah Jerman, Clemens Neumann, memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Indonesia atas upaya yang telah dilakukan.

“Kami tertarik membantu karena memiliki juga sangat perhatian terhadap pembangunan yang berbasis sumber daya alam yang bisa diperbaharui, baik sebagai sumber energi/bionenergi maupun bahan baku industri seperti karet dan crude palm oil (CPO)/minyak sawit,” kata Neumann seperti dikutip dari Pertanian.go.id.

Neumann dan tim memang sebelumnya telah terjun langsung ke beberapa perusahaan kelapa sawit yang sudah mendapat sertifikasi ISPO di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, khususnya di sekitar Taman Nasional Sentarum yang terdapat banyak petani karet dan sawit.

Pemerintah Jerman telah memberikan dana dan bantuan teknis untuk membantu masyarakat sekitar Sentarum untuk turut menjaga lingkungan. Selain itu, memberikan capacity building agar mendapat manfaat ekonomis dengan meningkatkan produktivitas karet dan sawit. Langkah konkret tersebut salah satunya melalui kegiatan hibah Sustainable Agriculture Value Chain on Rubber & Palm Oil/SAVC (2019—2022).

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Bambang dalam pertemuan tersebut menyatakan bahwa pihaknya berharap ke depan Pemerintah Jerman turut berperan mendukung upaya Indonesia dalam mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan. Selain itu, diharapkan mengakui sertifikasi ISPO.

Berdasarkan data, hingga September 2018, ekspor sawit Indonesia ke Jerman telah mencapai 105,9 juta kg, dengan nilai mencapai USD 72,7 juta.

“Dengan teknologi yang dimiliki Jerman, kita berharap, bisa turut mendukung hilirisasi dan pemanfaatan limbah produk sawit agar pendapatan petani lebih meningkat lagi,” ujar Bambang.

Setelah pertemuan tersebut, Neumann yang didampingi staf Kedutaan Besar Jerman Jakarta, Lembaga Pembangunan Jerman (GIZ), serta Deputi Kepala Divisi Sustainibilitas dan Perubahan Iklim bersepakat untuk melanjutkan pembicaraan sejumlah langkah kerja sama teknis termasuk beberapa usulan dari Indonesia seperti capacity building bagi pekebun, penguatan kelembagaan petani, hingga akses pasar di Jerman bagi produk sawit bersertifikat ISPO.

Saat ini, berdasarkan data, terdapat 413 sertifikat ISPO yang diterbitkan. Ratusan sertifikat tersebut terdiri atas 407 sertifikat perusahaan, 6 sertifikat pekebun (1 asosiasi, dan 5 Koperasi Unit Desa), dengan total luas kebun sawit 2,34 juta hektare dan CPO 10,2 juta ton/tahun.