Pertanianku -Walet menyukai daerah di dataran rendah yang bersuhu rata-rata 26—29o C. Populasi walet jarang ditemukan dan hampir tidak ditemukan di daerah dataran tinggi serta daerah yang bersuhu rata-rata di bawah 25o C. Di daerah dataran tinggi, umumnya hanya ditemukan burung seriti (Collocalia esculanta) atau walet gigas (Collocalia gigas). Kondisi ini bisa ditemui di beberapa daerah, seperti Cipanas (Cianjur), Tawang Mangu (Karanganyar), Tretes (Pasuruan), Batu (Malang), dan Parepare (Sulawesi Selatan).
Cara ”putar telur” yang dilakukan untuk menghadirkan walet di lokasi bersuhu relatif dingin hingga kini pun belum membuahkan hasil. Ini terjadi karena piyik walet cenderung mencari daerah yang bersuhu lebih hangat ketika sudah bisa terbang dan tidak mau kembali ke rumah tempat burung tersebut dibesarkan oleh induk seriti.
Akibat pemanasan global, dari tahun ke tahun suhu terus meningkat. Jika suhu rata-rata pada siang hari di daerah panas pada 20 tahun yang lalu hanya sekitar 28o C, sekarang suhu rata-rata naik 3o menjadi 31o C. Perubahan suhu tersebut berdampak sangat serius bagi ekosistem, termasuk bagi habitat walet. Daerah yang semula sejuk seperti Malang (Jawa Timur) dan Bogor, sekarang mulai bersuhu hangat. Jika semula upaya menghadirkan walet dengan cara “putar telur” di daerah ini selalu mengalami kegagalan, kini mulai menampakkan hasilnya karena suhu mulai hangat.
Sebaliknya, efek pemanasan global tersebut justru akan berakibat buruk pada daerah yang semula menjadi sentra walet. Produksi sarang walet di lokasi tersebut dari tahun ke tahun akan terus menyusut akibat hilangnya lahan subur tempat walet menggantungkan hidupnya sehari-hari. Daerah yang semula hijau kini sudah mulai gersang. Koloni walet di sentra tersebut akhirnya berpencar mencari sumber pakan walaupun dalam jarak tempuh yang sangat jauh.
Daya jelajah walet dalam mencari pakan memang cukup jauh. Namun, seperti makhluk hidup pada umumnya,walet pun akan lebih menyukai jarak yang lebih dekat untuk mendapatkan makanan. Akhirnya, sebagian besar walet muda akan memilih tempat tinggal di dekat sumber pakan dan bersarang di rumah penduduk atau gua di sekitarnya. Sementara walet-walet dewasa akan tetap pulang ke gedung asal. Namun, produksi sarang walet di sebuah sentra walet akan terus menyusut dari tahun ke tahun seiring mulai menurunnya usia produktif walet yang menghuni lokasi sentra tersebut serta kurangnya persediaan makanan di daerah tersebut. Kasus ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara lokasi yang subur sebagai sumber pakan walet dengan kelestarian populasi walet di sebuah sentra walet.
Sumber: Buku Panduan Lengkap Walet