Pertanianku – Induk gurami yang telah matang gonad dan siap memijah dapat segera dipindahkan dari kolam persiapan ke kolam pemijahan. Pemindahan induk ini harus dilakukan secara hati-hati agar induk tidak menjadi stres. Ketidakhati-hatian dalam pemindahan induk juga dapat merusak gonad yang sedang dikandung induk betina Pemindahan induk dimulai dengan menangkap induk di dalam kolam penampungan. Induk ditangkap dengan cara membentangkan jaring lalu menggiringnya ke pinggir kolam. Selanjutnya induk gurami dipindahkan ke kolam pemijahan dengan menggunakan tangan.
Cara memegang induk pun ada tekniknya. Induk dipegang dengan tangan dalam posisi badan terbalik. Orang yang sudah terlatih dan dapat memegang gurami secara benar biasanya akan diam dan tenang ketika dipegang. Apabila cara memegangnya tidak benar atau tidak seimbang, ikan akan meronta-ronta, bahkan bisa jatuh dan dikhawatirkan dapat merusak gonad serta keutuhan dari ikan itu sendiri. Selain itu, pemindahan induk dengan cara dipegang dapat mengakibatkan kerusakan sisik ikan sehingga menyebabkan luka pada kulit ikan. Apabila pemindahan induk menggunakan jaring, biasanya sisik akan banyak yang terkelupas sebagai akibat dari gesekan antartubuh ikan dan gesekan tubuh ikan dengan jaring. Jika jarak antara kolam persiapan dengan kolam pemijahan cukup jauh, induk dapat ditampung dalam suatu wadah untuk kemudian dibawa ke kolam pemijahan.
Cara lain untuk memindahkan induk dari kolam persiapan ke kolam pemijahan dilakukan dengan meletakkan induk dalam ember yang berisi air kolam. Cara pemindahan ini dapat mengurangi gerakan ikan sehingga risiko terjatuh dan terluka semakin kecil. Setelah sampai di kolam pemijahan ember direndam dalam air kolam pemijahan sekitar 5 menit. Setelah itu, ember dimiringkan sampai induk keluar dengan sendirinya ke kolam pemijahan.
Induk yang pertama kali dipindahkan ke kolam pemijahan adalah induk jantan. Selanjutnya induk jantan dibiarkan tanpa induk betina terlebih dahulu selama kurang lebih satu hari di kolam pemijahan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar induk jantan lebih mengenal keadaan atau lingkungan di tempat pemijahannya. Selain itu, hal ini juga berhubungan dengan tugas induk jantan yang akan membuat sarang saat induk betina mulai mengeluarkan telur. Satu hari kemudian, induk betina dapat dipindahkan ke kolam pemijahan dengan cara yang sama.
Idealnya, kolam persiapan induk dibuat dengan ukuran 12 m2 untuk satu set induk, yaitu satu ekor jantan dan tiga ekor betina. Apabila induk yang disiapkan sebanyak dua set, cukup melipatgandakan ukuran kolam menjadi 24 m2. Kedalaman kolam total setelah semua induk disatukan sebaiknya dibuat sekitar 0,75—1 m.
Di kolam pemijahan, induk jantan dan induk betina akan memperlihatkan respon yang berlainan. Induk betina yang telah mencapai kematangan gonad akan segera memijah. Oleh karena itu, akan ada telur yang berserakan di permukaan kolam jika sarang belum siap. Namun, ada pula induk yang masih memerlukan waktu untuk adaptasi dan proses percumbuan sampai induk-induk tersebut memijah secara sempurna.
Seperti halnya pada pemeliharaan induk di kolam persiapan, jenis pakan utama induk gurami di kolam pemijahan juga berupa daundaunan. Selain dedaunan, induk juga dapat diberi pakan pelet, tetapi dalam jumlah sedikit dan hanya sebagai pelengkap saja. Frekuensi pemberian pakan cukup sekali sehari dan diberikan pada pagi hari dengan cara menebarnya di permukaan kolam.
Sumber: Buku Usaha Pembenihan Gurami