Pertanianku — Peremajaan tanaman kakao kini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. Total peremajaan lahan ini akan mencakup 120 hektare. Luasan lahan ini meliputi beberapa kecamatan meliputi Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Pagelaran Utara, Kecamatan Adiluwih, Kecamatan Banyumas, dan Kecamatan Sukoharjo.

Alasan peremajaan ini adalah karena banyaknya tanaman kakao yang dibudidayakan oleh para petani sudah tua dan rusak. Inilah yang membuat produktivitas kakao di perkebunan Pringsewu hanya berkisar 1,5—2 ton per hektare dalam sekali panen. Angka ini termasuk sangat rendah untuk ukuran produksi kakao.
Komitmen peremajaan tanaman kakao sendiri mulai dilakukan pada 2019 oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. Luasan 120 hektare lahan ini nantinya akan dibagi menjadi dua sumber pendanaan, yakni 100 hektare dari APBN dan 20 hektare dari APBD.
Waktu peremajaan sendiri idealnya dilakukan sebelum musim hujan tiba. Sebanyak 100 hektare lahan ini akan ditanami ulang tanaman kakao dengan melibatkan banyak kelompok tani yang tersebar di berbagai wilayah budidaya kakao di Pringsewu.
Bibit kakao yang digunakan berasal dari pemanfaatan bibit kakao teknik sambung pucuk dan sambung samping. Kedua teknik ini sudah banyak digunakan karena berbagai keunggulannya. Salah satunya adalah kakao yang ditanam dengan teknik ini akan mulai belajar berbuah hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun.
Peremajaan kakao ini diharapkan sudah mulai dipetik hasilnya pada 2021 mendatang. Bibit yang digunakan pun sudah berusia 10—12 bulan agar mudah berbuah.
Tidak hanya bibit tanaman kakao yang sudah mulai dipersiapkan, nantinya tanaman kakao ini pun akan ditumpang sari dengan jenis tanaman lain. Jenis tanaman yang kebanyakan dipilih oleh petani kakao ini adalah pisang dan pepaya.
Tanaman penghasil buah-buahan ini dipilih karena hasilnya dapat dirasakan langsung oleh para petani. Buah pisang dan pepaya bisa dipetik bahkan dinikmati hampir setiap minggu. Dengan begitu, petani kakao tidak perlu menunggu kakao berbuah untuk dapat memperoleh pendapatan.
Diharapkan, peremajaan tanaman kakao di Pringsewu ini sudah dapat menghasilkan produktivitas dalam jumlah tinggi dalam kurun waktu 2—3 tahun mendatang.