Pemupukan dan penyiraman Tanaman Tomat

Pertanianku   Setiap tanaman membutuhkan hara sebagai makanannya, demikian juga dengan tomat. Jika diasumsikan media tidak mengandung hara maka kebutuhan hara tersebut mutlak diberikan melalui pemupukan (nutrisi). Kebutuhan hara makro tanaman bisa diperoleh dari urea, TSP, dan KCl. Sedangkan unsur mikro yang dibutuhkan adalah Fe, Mg, Co, Zn, Mo, dan B.

Pemupukan dan penyiraman Tanaman Tomat

Pupuk untuk hidroponik tidak diberikan dalam bentuk padat, tetapi harus dibuat dalam bentuk larutan. Banyak formulasi yang bisa dipakai untuk nutrisi hidroponik ini. Formulasi tersebut dapat dibuat sendiri atau diperoleh dalam bentuk paket siap pakai. Paket hidroponik seperti Hydro-PIF dan Margaflor dapat digunakan jika mengalami kesulitan dalam membuat formulasi. Hal ini disebabkan ketepatan formulasi nutrisi sangat penting untuk keberhasilan hidroponik. Namun, bila ingin meramunya sendiri dapat mencoba ramuan yang telah ada.

Jika diasumsikan bahwa media tidak mengandung hara, maka untuk mensuplainya perlu diketahui besar serapan hara tanaman tomat. Besar serapan hara adalah 10—12 g N, 4—5 g P, dan 18—22 g K. Khusus untuk tomat gondol hidroponik, serapan haranya adalah 15—28,3 g N, 1,3—2,4 g P, 19,3—34,7 g K, dan 13,3 — 24,2 g Ca. Dengan demikian, kebutuhan hara untuk tanaman dewasa yang sudah berproduksi rata-rata adalah 1,5—2,5 l larutan encer/hari. Larutan ini disiramkan 8—10 kali sebanyak 150—200 cc/tanaman setiap kali penyiraman.

Pemupukan dan penyiraman dapat dilakukan secara bersamaan. Karena media tanaman hidroponik bersifat porous (tidak mengikat air) maka penyiraman itu harus teratur dan tidak boleh terlambat. Penyiraman dapat dilakukan secara manual atau dengan cara otomatis. Cara manual dengan menggunakan embrat atau hand sprayer. Sedangkan cara otomatis dengan menggunakan sprinkle atau drip irrigation system, yaitu penyiraman semprot dan tetes yang diberikan langsung pada tanaman dengan menggunakan pompa. Cara otomatis ini cocok untuk skala usaha besar (luas minimal 6.000 m2 dengan jumlah tanaman 20.000 tanaman). Dengan cara ini, produksi bisa ditingkatkan sampai 30% dibandingkan dengan penyiraman manual.

Pemberian nutrien harus dijaga agar media tetap dalam keadaan sedikit asam dengan pH sekitar 5,5—6,5. Oleh karena itu, larutan nutrien harus dipertahankan dalam keadaan EC (electrical coductivity) antara 2,0—3,0 mS/cm (mS = medisemen, satuan konduktivitas). EC adalah satuan untuk mengukur kemampuan media menghantarkan listrik. Besarnya EC media tanam diukur dengan menggunakan alat yang disebut EC meter. Perlu diingat bahwa media dengan nilai EC yang terlalu besar akan mengganggu pertumbuhan tanaman karena akar tanaman akan mengalami kesulitan menyerap unsur hara. Bantuan laboratorium biasanya diperlukan untuk menganalisis air yang akan digunakan untuk melarutkan hara.

Informasi dari laboratorium penting agar tercipta larutan yang tepat. Penting untuk diketahui bahwa jenis air yang dipakai sangat mempengaruhi ketepatan formulasi.

 

Sumber: Buku Budidaya Tomat Secara Komersial