Penanaman 4 Kali Setahun untuk Genjot Stok Beras di Tengah Perubahan Iklim

Pertanianku — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah merencakan untuk menerapkan indeks pertanaman (IP) 400 atau penanaman 4 kali setahun di Kabupaten Klaten. Rencana ini untuk menggenjot produksi padi sehingga stok beras nasional meningkat di tengah kondisi pandemi COVID-19 dan perubahan iklim. Selain itu, diharapkan dapat mewujudkan Indonesia ekspor beras.

penanaman 4 kali setahun
foto: Pixabay

“Saya hari ini bersama Bupati Klaten untuk memastikan pertanian di Klaten harus semakin maju, bahkan makin kuat menggunakan cara-cara modern. Ini tidak lain untuk mempersiapkan bahwa di tahun 2022 kita dihadapkan dengan iklim ekstrim sehingga tidak boleh melakukan program seperti yang lalu,” terang Syahrul seperti yang dikutip dari laman pertanian.go.id.

Syahrul menjelaskan, IP 400 merupakan terobosan untuk menghadapi anomali perubahan iklim sehingga persediaan pangan tetap tersedia. Pasalnya, semakin ke sini kondisi cuaca semakin sulit diprediksi sehingga ketika air dan cuaca sedang bagus, penanaman harus segera dilakukan.

“Oleh karena itu, sepanjang kita lakukan optimalisasi kita lakukan. Dan hari ini saya bahagia, Bupati Klaten mau masuk pada program 4 kali tanam setahun atau IP 400. Baru tahun ini kita canangkan di Klaten untuk mewujudkan perintah Bapak Presiden bahwa swasembada beras harus kita capai,” ujarnya.

Syahrul optimis terobosan 4 kali tanam dalam setahun dapat meningkatkan produksi padi dan memitigasi anomali perubahan iklim. Keyakinan tersebut sudah terbukti di beberapa daerah yang telah menerapkan IP 400 dengan memperbaiki varietas, budaya tanam, membangun hilirisasi, dan hal-hal lain yang diterapkan bersama.

“Di Klaten ini kita mulai IP 400 seluas 1.000 hektare, tapi tadi kita bincang-bincang, Bupati Klaten mau perluas menjadi 10.000 hektare. Kalau semua Bupati mau melakukan IP 400, berarti ada 1 musim tanam tambahan yang diperoleh, yang tadinya 2 kali menjadi 3 kali dan hingga menjadi 4 kali. Berarti tidak ada lagi air yang tersia-sia dan matahari yang tidak kita gunakan,” terangnya.

Baca Juga:  JAH Cultura Hadirkan Teknologi Pengolahan Air untuk Pertanian dan Perikanan

Penerapan IP 400 di Klaten menggunakan varietas Rojolele Srinuk yang sudah bisa dipanen pada umur 72 hari. Pada program ini sudah disiapkan teknik pengendalian organisme pengganggu hama tanaman, serta offtaker Kostraling (Komando Strategi Penggilingan) untuk menghasilkan beras khusus, yaitu premium dan medium.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan, ada beberapa kunci untuk menyukseskan program IP 400, yaitu semai di luar dengan sistem culik, dapog atau tray, dan menggunakan benih berumur pendek sekitar 70–90 hari yang semai di luar.

Kunci sukses selanjutnya adalah mekanisasi pertanian, mengurangi penggunaan pupuk kimia secara bertahap, menerapkan pola tanam sesuai dengan kondisi tempat, hemat penggunaan air di lahan kering, menerapkan integrated farming, serta melakukan hilirisasi dan skala kawasan korporasi.