Pertanianku – Hewan ruminansia, termasuk sapi telah memiliki empat bagian perut sejak lahir. Namun, keempat bagian perut tersebut belum berfungsi seluruhnya. Jadi, saat anak sapi lahir, alat pencernaannya belum berfungsi. Saat itu abomasum dan omasum menggantikan fungsi dari seluruh perut anak sapi. Dengan demikian, pemberian pakannya harus berbentuk cairan tanpa serat kasar yang berasal dari susu induk ataupun susu buatan.
Jika tidak mendapatkan kolostrum dari induk sapi karena induknya tidak mau menyusui, tidak keluar susu, mati, atau sengaja dipisahkan dari induknya, anak sapi harus disusukan kepada induk lain yang baru melahirkan atau diberi susu pengganti. Substansi susu buatan ini tidak dapat berfungsi sebagai pengganti kolostrum, tetapi albumin telur dapat secara cepat diabsorbsi dinding usus dan memacu terbentuknya globulin di dalam tubuh anak sapi.
Permeabilitas usus kecil terhadap immunoglobulin menurun secara cepat kira-kira 12 jam setelah kelahiran dan menjadi sangat rendah setelah meconium keluar. Sampai dengan berumur 1 minggu pedet pada dasarnya bukan hewan pemamah biak (ruminansia), melainkan binatang yang berperut berkembang, sedangkan abomasum merupakan bagian terbesar. Jika pedet diberi hijauan atau konsentrat sejak berumur 1 minggu, rumen akan berfungsi secara penuh setelah pedet berumur 3 bulan.
Pertumbuhan pedet umur 5— 6 minggu ini merupakan fase peralihan. Saat itu rumen dan retikulum pedet mulai berkembang, sedangkan abomasum dan omasum mengecil. Setelah sapi mencapai kedewasaan, volume rumen menjadi paling besar dan abomasum menjadi yang terkecil. Saat berumur 2,5—3 bulan, kondisi anak sapi yang masih peralihan sangat bergantung dari jenis bahan pakan yang diberikan. Jika saat itu susu yang diberikan dibatasi dan diberi bahan pakan kasar yang enak dan lunak berupa pakan starter, seperti biji-bijian atau pakan penguat dan hijauan muda, pakan akan masuk ke rumen. Dengan demikian, rumen akan berfungsi lebih awal. Artinya, pedet mulai mencerna pati dan pakan kasar.
Pedet pada fase peralihan yang tadinya hanya memperoleh bahan pakan cair berupa susu 100% bisa cepat ditinggalkannya untuk menerima bahan pakan yang semakin banyak dan membantu fungsi kerja rumen. Dengan demikian, secara ekonomis pengeluaran biaya untuk pakan bisa ditekan karena susu lebih mahal.
Pedet memerlukan unsur gizi sama seperti sapi dewasa. Namun, rumennya belum berkembang sehingga tidak dapat memanfaatkan urea, menyintesis vitamin B, atau vitamin-vitamin yang larut dalam air. Susu dan kolostrum mengandung unsur yang salah satunya vitamin B sehingga tidak perlu tambahan lagi.
Sumber: Buku Beternak Sapi Limousin